WAHANANEWS.CO, Aceh Barat Daya - Ketika warga Aceh Barat Daya menjalani akhir pekan mereka dengan tenang, bumi tiba-tiba berguncang. Suasana berubah dalam hitungan detik ketika lindu mengguncang kawasan pantai selatan provinsi tersebut.
Kejadian ini kembali mengingatkan masyarakat akan posisi geografis Aceh yang rawan terhadap aktivitas tektonik di wilayah cincin api Pasifik.
Baca Juga:
Buka Rapimda, Pj Wali Kota Dukung Program KNPI Subulussalam
Pada Minggu sore (11/5/2025), tepat pukul 15.27 WIB, gempa dengan kekuatan magnitudo 5,9 mengguncang wilayah pesisir selatan Kabupaten Aceh Barat Daya, Provinsi Aceh.
Getaran tersebut sempat memicu kepanikan ringan di sejumlah titik, terutama di wilayah yang paling dekat dengan pusat gempa.
Gempa ini sebelumnya dilaporkan memiliki kekuatan M 6,2. Namun, setelah dilakukan analisis terbaru oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), parameter kekuatannya direvisi menjadi M 5,9 berdasarkan data terbaru yang lebih akurat.
Baca Juga:
Kepala Mukim Penaggalan Apresisasi Pj Wali Kota Subulussalam yang Sudah Membayar Honor Tertunda
Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa pusat gempa terletak di laut, tepatnya sekitar 23 kilometer arah barat daya dari Blangpidie, ibu kota Kabupaten Aceh Barat Daya. Kedalaman gempa berada pada 83 kilometer di bawah permukaan laut, sehingga dikategorikan sebagai gempa menengah.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami," ujar Daryono dalam keterangannya pada hari yang sama.
Ia juga menambahkan bahwa masyarakat diimbau tetap tenang dan mengikuti informasi resmi dari BMKG guna menghindari kepanikan atau hoaks yang dapat memperkeruh situasi.
BMKG terus melakukan pemantauan terhadap kemungkinan gempa susulan serta dampak yang mungkin timbul. Meskipun tidak berpotensi tsunami, guncangan di daratan terasa cukup signifikan dan menimbulkan kekhawatiran singkat di kalangan penduduk sekitar.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalam hiposenter, BMKG menyimpulkan, gempa Aceh hari ini disebabkan akibat adanya aktivitas deformasi buatan dalam lempeng (intraslab) dan termasuk jenis gempa bumi menengah.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," kata Daryono.
Hingga pukul 16.30 WIB, sudah ada 4 laporan gempa susulan atau aftershock, dengan magnitudo maksimal M 3,8 dan minimal M 2,6.
Getaran gempa Aceh hari ini juga dirasakan hingga ke wilayah lainnya dengan skala intensitas yang berbeda.
Menurut data BMKG, berikut wilayah yang merasakan gempa Aceh hari ini:
1. Skala intensitas V MMI (getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang, dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti).
Aceh Barat Daya
2. Skala intensitas IV MMI (pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah)
Aceh Selatan
Nagan Raya
Meulaboh
Subulussalam]
3. Skala intensitas III-IV MMI (pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah)
Medan
Binjai
Deli Serdang
Karo
Gayo Lues
4. Skala intensitas III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu)
Langsa
Aceh Singkil
Aceh Timur
5. Skala intensitas II-III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu)
Bener Meriah
Lhokseumawe
Aceh Tengah
Aceh Utara
Pidie
Aceh Tenggara
Tapanuli Tengah
Nias Utara
Gunungsitoli
6. Skala intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang)
Banda Aceh
Aceh Tamiang
Pidie Jaya
Simeulue
Nias Selatan.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]