WahanaNews.co | Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka menjelaskan lagi maksud pernyataannya soal Gojek, hingga mau membikin aplikasi tandingan. Menurutnya teguran tersebut dilatarbelakangi keluhan UMKM maupun driver selaku mitra Gojek.
Salah satunya pada 22 November 2021 lalu, sejumlah driver Gojek melakukan aksi unjuk rasa di Balai Kota Solo karena tarif minimum mereka diturunkan dari Rp 8.000 menjadi Rp 6.400. Gibran pun telah memanggil driver Gojek dan menemukan sejumlah aturan yang merugikan mitra.
Baca Juga:
Menuju Solo, Presiden RI ke-7 Jokowi Dikawal Delapan Pesawat Tempur TNI AU
"Iya (follow up unjuk rasa), ketua driver sudah saya panggil, memang ada beberapa kebijakan yang merugikan driver," kata Gibran di Balai Kota Solo, Rabu (29/12/2021).
Dia juga menjelaskan bahwa biaya tambahan yang ditetapkan Gojek terlalu tinggi. Hal ini dikhawatirkan justru bakal merugikan UMKM makanan-minuman (F&B).
"Banyak UMKM kan kita dorong digitalisasi, masuk GrabFood, Gofood, Shopee Food, tapi kalau sudah masuk situ biaya fee-nya gede lama-lama mematikan UMKM," ujar putra Sulung Presiden Joko Widodo itu
Baca Juga:
Presiden Prabowo Perintahkan Panglima TNI dan Kapolri Antar Jokowi Kembali ke Solo
Menurut Gibran keluhan mitra tersebut sudah dia sampaikan langsung kepada pimpinan Gojek bertemu dalam sebuah acara di Solo Technopark. Namun demikian, hal tersebut adalah masalah yang bisa dibicarakan.
"Itu sudah saya sampaikan ke bosnya kok waktu acara di Solo Technopark. Tapi bisa dibicarakan," kata Gibran.
Terkait aplikasi tandingan, Gibran menilai belum diperlukan selama kerja sama masih berjalan baik. Namun dia menegaskan siap membuat aplikasi sejenis jika merugikan UMKM.
"Kalau merugikan UMKM, ya nggak ada salahnya kita bikin sendiri. Bukan mau menandingi. Kalau
Dia juga menjelaskan bahwa biaya tambahan yang ditetapkan Gojek terlalu tinggi. Hal ini dikhawatirkan justru bakal merugikan UMKM makanan-minuman (F&B).
"Banyak UMKM kan kita dorong digitalisasi, masuk GrabFood, Gofood, Shopee Food, tapi kalau sudah masuk situ biaya fee-nya gede lama-lama mematikan UMKM," ujar putra Sulung Presiden Joko Widodo itu
Menurut Gibran keluhan mitra tersebut sudah dia sampaikan langsung kepada pimpinan Gojek bertemu dalam sebuah acara di Solo Technopark. Namun demikian, hal tersebut adalah masalah yang bisa dibicarakan.
"Itu sudah saya sampaikan ke bosnya kok waktu acara di Solo Technopark. Tapi bisa dibicarakan," kata Gibran.
Terkait aplikasi tandingan, Gibran menilai belum diperlukan selama kerja sama masih berjalan baik. Namun dia menegaskan siap membuat aplikasi sejenis jika merugikan UMKM.
"Kalau merugikan UMKM, ya nggak ada salahnya kita bikin sendiri. Bukan mau menandingi. Kalau masih berjalan baik ya nggak perlu. Tapi kalau merugikan ya kenapa nggak. Kalau nanti bikin itu aplikasinya nggak sak-sake (sembarangan)," tutur Gibran.
Diberitakan sebelumnya, Gibran mengaku menegur Gojek hingga siap membuat aplikasi serupa untuk membantu UMKM. Hal tersebut diungkapkan dalam acara Tantangan Milenial Merebut Peluang Akses Pembiayaan dalam Ekosistem UMKM dan Ekonomi Hijau yang disiarkan di saluran YouTube Jasa Keuangan, Selasa (28/12/2021).
"Kemarin saya tegur itu Gojek, Pak, delivery fee-nya jangan kemahalan karena kalau kemahalan ini otomatis juga lama-lama matikan UMKM kita terutama yang F&B; kemarin saya tekan seperti itu," kata Gibran.
Gibran pun menyatakan Pemkot Solo bisa saja membuat aplikasi serupa dengan Gojek bila keluhannya masih terus terjadi. Dia mengatakan pihaknya tidak takut ditinggal oleh Gojek, namun dirinya mengaku tak mau juga menutup diri untuk menjalin kerja sama.
"Kita mau bekerja sama tapi jangan memberatkan kita karena biar bagaimanapun Pemkot Solo ini punya kekuatan untuk membuat aplikasi serupa sendiri. Jadi saya tidak takut ditinggal mereka, tapi saya juga tidak menutup kemungkinan untuk kolaborasi dengan mereka," jelas Gibran. [qnt]