WahanaNews.co | Terkait gempa Magnitudo 5,1 di Jember, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika sudah dua kali menjelaskan tentang antisipasi yang harus dipersipakan secara serius oleh jawa timur terkait ancaman bencana alam.
“Pertama ada peta terhadap patahan-patahan di lempengan bumi di area Jawa Timur,” kata dia di lokasi.
Baca Juga:
Gubernur Jatim Khofifah Ucap Terima Kasih pada PAN, Dukungan Tanpa Mahar
Kemudian, antisipasi adanya potensi megatrust di wilayah Jawa Timur sendiri. Dalam pemetaan BMKG, Jember menjadi kabupaten yang memiliki potensi gempa. Untuk itu, perlu kewaspadaan kepala daerah guna menyikapi hal tersebut.
“Misal potensi 29 meter tsunami, itu kira kira masyarakat akan melakukan evakuasi ke titik mana, berapa menit,” papar dia.
Gempa yang berpotensi tsunami, lanjut dia, gempanya sendiri sudah menjadi early wearning system (EWS). Karena beberpa menit setelah gempa, potensi tsunami akan muncul pada titik gempa yang berpotensi tsunami.
Baca Juga:
Gubernur Khofifah Ajak Pecinta Fotografi Melihat dan Promosikan Keindahan Jawa Timur
“Kalau 29 meter tsunami, butuh waktu paling lambat 20 menit. Oleh karena itu butuh percepatan, titik evakuasi selama 20 menit di mana,” ucap dia.
Dia menambahkan pihaknya tidak berharap bencana itu datang. Namun yang perlu dipastikan adalah titik evakuasi dan titik pengungsian.
Tujuannya agar ketika terjadi bencana, warga bisa langsung memahami dan mengambil tindakan.
“Seperti di Semeru, papan informasi titik pengungsian terang. Namun karena awan gelap warga relatif panik. Untuk itu perlu sosialisasi terus menerus agar warga tidak panik,” papar Khofifah.
Sebelumnya diberitakan gempa menguncang kabupaten Jember.
Badan Metereologi, Klimatologi,dan Geofisika (BMKG) menyebut pusat gempa bumi berada di 42 kilometer barat daya Jember. Gempat tersebut dengan kedalaman 10 kilometer dan tidak berpotensi tsunami.
Gempa tersebut menyebabkan 46 rumah warga rusak ringan dan sedang. (bay)