“Kami lihat dari CCTV di pos RW ada dua orang mencurigakan. Kami bertiga langsung ke lokasi. Waktu sampai, almarhum menabrak motor pelaku. Sempat terjadi perkelahian, dan pelaku mengeluarkan pistol,” tutur Bima.
Atim sempat meminta pertolongan sebelum meninggal dunia di lokasi kejadian.
Baca Juga:
Curah Hujan Tinggi, Jakarta Selatan dan Timur Masuk Zona Rawan Longsor
“Beliau sempat bilang tiga kali, ‘Pak, tolong saya.’ Waktu saya mau bantu dudukkan, baru keluar darahnya. Kami sudah coba cari bantuan, tapi tengah malam jadi susah,” lanjutnya.
Rukin menambahkan, dirinya mendengar dua kali suara tembakan sebelum meminta pertolongan warga.
“Kami kira dua-duanya kena. Saya langsung cari bantuan ke warga dan RT setempat. Tapi waktu kami kembali, beliau sudah tidak ada,” ungkapnya.
Baca Juga:
Kontrak Berakhir, Proyek Peningkatan Kualitas Sarana Penyiraman di depan Kantor Walikota Jaktim Masih Berlanjut
Bagi keluarga, Atim adalah sosok sederhana dan bertanggung jawab.
Ia merupakan anak sulung dari tiga bersaudara, tinggal bersama adik bungsunya, Siti Komariah, serta keponakannya yang masih duduk di sekolah dasar.
“Kakak saya orangnya tidak pernah menolak kalau diajak ronda. Dia selalu bilang, ‘kalau bukan kita yang jaga, siapa lagi.’ Dia pekerja keras dan selalu bantu keluarga,” ujar Siti.