WahanaNews.co | Aktivitas Gunung Semeru kini berada di
level II atau berstatuswaspada.
Gunung Semeru, yang terletak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, ini masih terpantau meluncurkan awan panas pada Rabu (2/12/2020).
Baca Juga:
Gunung Semeru Erupsi Lagi, Tinggi Kolom Abu 1.000 Meter
Kepala
Subbidang Mitigasi Gunung api Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi (PVMBG), Nia Haerani, mengungkapkan bahwa pada Selasa (1/12/2020), pukul 00.00 sampai 06.00 WIB, teramati awan panas guguran dengan jarak luncur 2.500 meter mengarah ke tenggara.
Lebih
lanjut, Nia mengungkapkan bahwa kegempaan Semeru teramati awan panas guguran sebanyak satu kali dengan amplitudo 20 mm dengan
durasi 1.455 detik.
"Gempa
guguran sebanyak 11 kali, dengan amplitudo 7-20 mm, dengan durasi 110-250 detik," ungkap Nia.
Baca Juga:
Gunung Semeru Alami Erupsi Dengan Letusan Setinggi 1.500 Meter
Sedangkan
gempa tremor harmonik tercatat sebanyak dua kali dengan amplitudo 1-2 mm selama 1798-2400 detik.
Nia juga
mengatakan bahwa masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas di radius 1 km dan
wilayah sejauh 4 km di sektor lereng selatan-tenggara kawah aktif.
Lokasi
tersebut merupakan wilayah bukaan kawah aktif Gunung Semeru (Jonggring
Saloka), yang merupakan alur luncuran awan panas.
Sementara
itu, kian derasnya lahar yang dikeluarkan oleh Gunung Semeru membuat beberapa aliran lahar banjir.
Bahkan, derasnya lahar panas Gunung Semeru itu dilaporkan
telah menelan korban.
Seorang
pekerja tambang bernama Fatur asal Probolinggo diduga hilang lantaran
tertimbun lahar.
Selain
seorang pekerja, sembilan alat berat juga dikabarkan tertimbun lahar.
Saat ini, Tim SAR gabungan dari Basarnas, Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, TNI, Polri, dan relawan kebencanaan, kini
tengah mencari pekerja tambang tersebut.
Tim SAR
gabungan dengan masyarakat setempat juga bergotong royong mengeluarkan alat
berat yang tertimbun lahar panas.
Atas
peristiwa tersebut,Bupati Lumajang, Thoriqul Haq, mengimbau masyarakat untuk waspada saat hujan turun.
Lantaran Daerah Aliran Sungai (DAS) bisa sewaktu-waktu meluap
akibat lahar panas.
"Saya mengimbau masyarakat yang ada di sekitar DAS lahar
Semeru untuk waspada bila hujan," ungkap Thoriqul.
"Karena dimungkinkan akan menjadi arus sungai dari lahar
Semeru meluas ke permukiman," tutupnya.
[dhn]