Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Sumatera Selatan pada November 2022 mengalami deflasi sebesar -0,06 persen (mtm), di mana pada bulan sebelumnya juga tercatat deflasi sebesar -0,10 persen (mtm).
Perkembangan ini terutama bersumber dari deflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan deflasi sebesar -0,20 persen (mtm).
Baca Juga:
Capaian Kolaborasi Kendalikan Inflasi Pangan di Papua Barat Daya Tahun 2024, Bank Indonesia Perwakilan Papua Barat Gelar Torang Locavore
Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan, inflasi IHK November 2022 tercatat sebesar 5,87 persen (yoy), sementara inflasi nasional dan regional Sumatera masing-masing tercatat sebesar 5,42 persen (yoy) dan 5,67 persen (yoy).
Kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami deflasi sebesar -0,20 persen (mtm) dengan andil sebesar -0,06 persen (mtm).
Deflasi didorong oleh penurunan harga pada beberapa komoditas subkelompok makanan, minuman dan tembakau yaitu cabai merah dengan andil -0,175 persen (mtm), bawang putih dengan andil -0,019 persen (mtm), ikan mujair dengan andil -0,013 persen (mtm) dan cabai rawit dengan andil -0,013 persen (mtm).
Baca Juga:
Bank Indonesia Kaltim: Pembangunan IKN Berdampak Positif pada Perekonomian Daerah
Penurunan harga pada cabai merah dan cabai rawit terutama didorong oleh adanya peningkatan pasokan seiring dengan masih berlangsungnya musim panen di daerah sentra produksi.
Selain itu, deflasi yang lebih dalam juga didorong oleh penurunan harga pada komoditas angkutan udara dengan andil sebesar -0,041 persen (mtm).
Penurunan harga angkutan udara seiring dengan berlanjutnya kebijakan relaksasi biaya pendaratan, penempatan, dan penyimpanan pesawat udara (PJP4U) di bandara yang dikelola Kementerian Perhubungan dan dampak lanjutan penyesuaian harga BBM bersubsidi terhadap angkutan darat yang menurun.[mga]