WahanaNews.co | Mencermati daerah-daerah wisata Indonesia yang masih asri, rimbun, punya banyak area lapang, tentunya tak kan terpikir pulau terpadat di dunia ada di Indonesia. Orang pasti akan memikirkan China ataupun India yang punyai jumlah populasi hingga hampir satu setengah milyar jiwa.
Meskipun Indonesia memang menempati posisi keempat penduduk terbanyak di dunia dengan jumlah populasi 275 juta jiwa pada tahun 2021.
Baca Juga:
Perencanaan Pembangunan Asrama Mahasiswa Pemprov Kaltara di Sumbawa
Namun, siapa sangka pulau terpadat di dunia justru ada di Indonesia, tepatnya di Pulau Bungin, Nusa Tenggara Barat. Pulau ini merupakan sebuah desa yang secara administratif masuk ke dalam wilayah Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Letaknya bahkan terpencil di Laut Lepas Bali, sekitar 70 meter ke arah Barat dari Kecamatan Sumbawa Besar. Menurut Direktorat Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, serta Indonesiabaik.id, Pulau Bungin merupakan gundukan pasir pantai yang terbentuk menjadi pulau.
Awalnya, Pulau ini hanya seluas 4x10 meter saja, namun Suku Bajo terus menerus menimbun laut dengan batu-batu dan tanah agar bisa membentuk daratan untuk ditinggali.
Baca Juga:
Suara Ganjar Terpuruk di Hitung Cepat, Pendukung Fanatik di Sumbawa Depresi Berat
Hingga saat ini luas pulau ini mencapai 8,5 hingga 12 hektar. Cukup kecil memang jika dibandingkan dengan pulau-pulau lain, namun angka ini tentu sudah bertambah banyak dari luas awalnya.
Data dari Badan Pusat Statistik pada tahun 2014 menyebutkan, Pulau Bungin ini dihuni oleh sekitar 5.000 jiwa. Hal ini kemudian membuat tidak adanya lahan kosong di Pulau Bungin.
Pulau Bungin juga tidak memiliki garis pantai dan lahan hijau, hampir semua area daratan di pulau ini diisi oleh bangunan. Ini membuat kondisi rumah-rumah penduduk di Pulau Bungin sangat berhimpitan.
Bahkan, sebagian rumah di pulau ini dibangun diatas gundukan pasir dan terumbu karang. Penduduk pulau ini merupakan Suku Bajo. Lebih dari 200 tahun yang lalu, suku yang berasal dari Sulawesi Selatan ini menghuni Pulau Bungin.
Pulau Bungin mempunyai ikatan yang erat dengan pulau ini, hal ini memembuat mereka yang rata-rata berprofesi sebagai nelayan ini enggan meninggalkan Pulau Bungin.
Akibatnya, Penduduk pulau ini yang menikah, harus melakukan reklamasi agar bisa memndirikan bangunan baru. Jika tidak, keluarga baru harus tinggal dalam satu rumah, sehingga tidak jarang di pulau ini ditemukan dalam satu rumah terdapat tiga hingga empat kepala keluarga sekaligus. [qnt]