WahanaNews.co | Pemprov DKI Jakarta tengah gencar membangun sumur resapan di sejumlah titik.
Tapi, pembangunan ini jadi sorotan karena dikerjakan serampangan oleh para kontraktor.
Baca Juga:
Soal Sumur Resapan, Heru: Jangan Lihat Siapa yang Buat, Tapi untuk Siapa
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, sudah memberikan ultimatum kepada para kontraktor yang mengerjakan sumur resapan.
Bila mereka tidak bekerja dengan baik, Anies meminta Dinas Sumber Daya Air (SDA) memberi sanksi para kontraktor.
Dari catatan Pemprov DKI, sedikitnya ada 29 kontraktor yang mengerjakan sumur resapan.
Baca Juga:
Menteng Bukan Daerah Banjir, Tapi Kok Ada Sumur Resapan?
Mereka mengerjakan dengan di sejumlah lokasi.
Hingga 9 November 2021, telah dibangun drainase vertikal tipe buis beton sebanyak 16.035 titik dengan daya tampung 31.498 m3.
Sementara itu, daya tampung sumur resapan tipe modular sebanyak 6.633,7 m3.
Kapasitas sumur resapan yang sudah ada (buis beton+modular+optimalisasi) sebanyak 38.453 m3.
Anies sudah mendengar banyaknya keluhan warga soal kualitas pengerjaan sumur resapan di sejumlah daerah.
Misalnya di Jalan Lebak Bulus hingga di kawasan Makasar, Jakarta Timur.
Untuk itu, Anies memerintahkan SKPD memberi sanksi kepada para kontraktor yang terbukti mengerjakan sumur resapan tidak sesuai dengan ketentuan.
"Lakukan segera dan panggil semua yang terlibat dalam pembangunan drainase vertikal, termasuk para pelaksana/kontraktor dan beri mereka pesan tegas agar proses pengerjaan drainase vertikal sesuai dengan standar, sehingga berfungsi optimal dan tidak mengganggu kepentingan umum, terutama jangan sampai membahayakan orang lain," tegas Anies.
Di sisi lain, Anies memerintahkan SKPD terkait untuk membuka seluas-luasnya informasi tentang sumur resapan kepada masyarakat. Sehingga masyarakat mendapat informasi utuh soal apa dan bagaimana sumur resapan berfungsi dan pengerjaannya.
"Kami instruksikan kepada OPD terkait, seperti Dinas Sumber Daya Air [SDA] untuk secepatnya mengevaluasi pekerjaan para kontraktor dalam membangun drainase vertikal," tutur dia.
"Kontraktor yang mengerjakan drainase vertikal perlu diinfokan secara transparan agar publik mengetahuinya dan ikut mengawasi pembangunan drainase vertikal yang sedang berjalan, maupun yang sudah beroperasi. Poinnya adalah agar drainase vertikal [sumur resapan] berfungsi dengan optimal dalam mengatasi banjir/genangan, serta tidak membahayakan kepentingan umum seperti pengguna jalan," imbuh dia.
Kontraktor Sumur Resapan Tak Jelas
Dalam proses pembangunannya, sumur resapan mengalami berbagai masalah.
Mulai dari lokasi pembangunan yang dinilai asal dan merusak trotoar, sampai banyak sumur resapan yang mulai rusak padahal belum genap setahun dibangun.
Menurut penelusuran media di sekitar Kompleks Cipinang Indah, Jatinegara, Jakarta Timur, banyak sumur resapan yang mulai rusak.
Sumur resapan kebanyakan dibangun di pinggir kanan dan kiri jalanan kompleks, bukan berada di atas trotoar pejalan kaki.
Dimulai dari sumur resapan di sekitaran SDK 4 Penabur Cipinang Indah, beberapa sumur resapan terpantau mulai rusak, beton penutup tampak tergerus dan menjadi lubang genangan.
Ditambah lagi, banyak kendaraan yang terparkir di atas tutup sumur resapan.
Jika dilihat, terdapat hal yang janggal.
Tidak terdapat pelat keterangan sumur resapan di sekitar wilayah Kompleks Cipinang Indah.
Padahal, seharusnya, terdapat pelat hitam pada masing-masing sumur resapan, yang berisi keterangan kedalaman sumur, koordinat lokasi, dan nama kontraktor penyedia layanan.
Pelat hitam tersebut hanya tampak pada sumur resapan yang berada di SDN Cipinang Melayu 05 Pagi.
Dalam pelat itu tertulis kontraktor pembuat sumur resapan adalah PT Dovlen Seventy.
Setelah melakukan penelusuran lebih lanjut, media menemukan beberapa titik pengerjaan sumur resapan dengan tipe sumur dalam.
“Iya ini sedang bangun yang 20 meter,” kata Rahmat, salah satu petugas pengerjaan sumur resapan kepada wartawan di lokasi, Senin (6/12/2021).
Saat ditanya lebih lanjut pihak yang bertanggung jawab terhadap proyek ini, Rahmat mengaku tidak mengetahuinya.
“Enggak tahu saya (kontraktornya), saya ikut teman ini, ngebor (sumur resapan),” lanjut Rahmat.
Rahmat mengaku direkrut secara per orangan dalam pembangunan drainase vertikal ini, dengan dibayar Rp 300 ribu per hari.
“Tadinya saya di (Jakarta) Selatan, 50 titik kemarin, di sana udah kelar, saya ditarik ke (wilayah) timur,” pungkas Rahmat.
Secara keseluruhan, pengerjaan sumur resapan di daerah tersebut sudah selesai, namun belum diketahui apakah pengadaan sumur tersebut benar-benar efektif menghadapi genangan yang terjadi di daerah tersebut.
Sumur Resapan di SD Cipinang Melayu 7 Amburadul
Mandor pembangunan sumur resapan di SDN Cipinang Melayu 07, Jakarta Timur, kabur begitu saja setelah menyelesaikan pembangunan sumur resapan.
Akibatnya pihak sekolah harus membereskan sendiri puing-puing pasca pembangunan.
“Ini selesainya sudah dari 2 minggu yang lalu, saya tuh kecewa banget ya, pokoknya kerjaannya memang berantakan,” kata Neni Suryani selaku Kepala Sekolah SDN 07 Cipinang Melayu kepada wartawan, Selasa (7/12/2021).
Menurut Neni, selama pengerjaan mandor sulit sekali untuk ditemui.
Apalagi setelah ditemukan ada beberapa pengerjaan yang tidak sesuai, baik pihak kontraktor dan Dinas SDA seolah tak bertanggung jawab.
Neni mengeluhkan pagar kawat besi di bagian belakang sekolah yang dilepas begitu saja oleh pihak kontraktor.
Namun kawat tersebut tidak dipasang kembali.
Usai pengerjaan, Neni juga mengeluhkan banyak puing-puing yang berserakan, akibatnya pihak sekolah harus membereskan sendiri.
Menurut keterangan Joko, selaku satpam yang menjaga sekolah tersebut, pihak pengerjaan sumur resapan juga terlihat bekerja seenaknya.
“Ini yang mandor SDN 07, pagar diambil, kunci UKS aja diambil sama mereka, enggak dibalikin, jadi kan waktu itu, di sini enggak ada ruang kosong ya, buat istirahat anak buahnya dia minta lah kunci UKS, eh giliran sudah selesai malah kabur,” kata Joko kepada wartawan.
Menurut pelat yang tercantum di atas sumur resapan di wilayah tersebut, pihak yang bertanggung jawab sebagai kontraktor adalah PT Dovlen Seventy.
Selain menjadi kontraktor sumur resapan di SDN Cipinang Melayu 07, PT Dovlen Seventy juga bertanggung jawab terhadap sumur resapan di SDN Cipinang Melayu 05 Pagi.
Namun setelah ditelusuri, mandor pengerjaan kedua sekolah tersebut ternyata berbeda.
“Kalau di sini mandornya berbeda, Alhamdulillah kalau di SDN Cipinang Melayu 05 mandornya bertanggung jawab, pengerjaan sangat bagus, bertanggung jawab,” kata Wuri Dian Sari, Kepala Sekolah SDN Cipinang Melayu 05 Pagi.
Walaupun di beberapa sumur yang terdapat di halaman sekolah SDN Cipinang Melayu 05 tersebut ada yang ambruk di sekitar tepian sumur, Wuri mengaku pihaknya puas dengan pengerjaan dari kontraktor tersebut.
“Sudah laporan ya, waktu pertama sih dia rapi (pengerjaan sumur resapan) tapi kenapa ambruk itu saya juga enggak tahu ya,” pungkas Wuri.
Mobil Isyana Bagoes Oka Terperosok Proyek Sumur Resapan
Proyek sumur resapan di Jakarta memicu masalah panjang. Bukan saja pengerajaannya yang ditemukan berantakan, tapi juga memakan korban.
Sebuah mobil sempat terperosok ke lubang sumur resapan.
Adalah mobil milik Ketua DPP PSI, Isyana Bagoes Oka.
Mobil miliknya terperosok ke galian sumur resapan di Jakarta Selatan, yang sebetulnya sudah selesai dikerjakan dan tertutup, namun rapuh.
Peristiwa itu terjadi pada Rabu (8/12/2021) siang, dan sempat di-posting akun @arnold5508.
"Saya tidak ikut saat kejadian. Mobil sedang digunakan driver saya yang hendak membeli makan siang. Menurutnya, setelah membeli makan siang, dia melintas dengan kecepatan rendah, tiba-tiba roda kanan belakang mobil 'kejeblos' proyek lubang peresapan air yang sudah selesai dikerjakan," ucap Isyana kepada wartawan, Kamis (9/12/2021).
Menurut eks presenter itu, saat kejadian belum ada garis batas di sekitar lokasi.
Sang sopir lalu meminta tolong beberapa orang sekitar untuk membantu mengangkat mobil.
Isyana memberi masukan agar Pemprov DKI memperhatikan kualitas dan keamanan sumur resapan.
Jangan sampai masyarakat jadi korban.
"Sebaiknya faktor kualitas dan keamanan diperhatikan betul dalam pengerjaan seperti ini. Jangan sampai ada korban dari pengendara yang melintas. Karena ini bisa terjadi pada siapa pun," pungkasnya.
Wagub DKI Klaim Sumur Resapan yang Amblas Belum Selesai Dibangun
Wagub DKI Jakarta, Riza Patria, menjelaskan, beberapa sumur resapan memang belum tuntas pengerjaannya sehingga tak seharusnya dilintasi oleh warga.
“Ya itu kan ada tutup-tutup yang masih sementara yang belum permanen mungkin belum kuat cukup umurnya ya,” kata Riza di Balai Kota, Jakarta, Kamis (9/12/2021).
Perlu diketahui, tutup sumur resapan didesain menggunakan beton.
Namun ketika sedang dalam pengerjaan, tutup beton belum dipasang.
Biasanya di sekitar area pengerjaan akan diberi tanda khusus sehingga warga tahu sedang ada pengerjaan.
Riza menjelaskan, seharusnya pada tahap ini kontraktor yang bertanggung jawab membangun sumur resapan memantau langsung pengerjaannya.
Sehingga masyarakat tidak melintasi jalan tersebut sebelum wilayah pembangunan sumur resapan laik untuk dilintasi.
“Jadi nanti kita akan evaluasi ya tentu bagi kontraktor yang bertugas harus memastikan pekerjaannya sesuai dengan spek yang ada ya prosedurnya,” lanjut Riza.
Riza juga menambahkan, Pemprov DKI Jakarta akan menindak tegas pihak kontraktor pengerjaan sumur resapan yang tidak sesuai dengan prosedur dan asal-asalan.
“Mekanisme aturannya harus sesuai dan harus bertanggung jawab ya dan siapa saja yang melanggarnya akan diberi sanksi,” pungkas Riza. [qnt]