Perasaan kehilangan tak cuma dirasakan Ine seorang. Wisatawan lain asal Tangerang, Banten, Tina (29) menyebut Malioboro sudah berganti identitas. Wajah dan ruhnya tak lagi sama usai ribuan PKL direlokasi.
"Maksudnya itu kayak, ya sudah jadi pertokoan biasa. Jual klasiknya saja, yang bikin dia lebih hidup ya menurut saya PKL itu salah satunya," ucap Tina yang mengaku sudah lebih dari dua kali berkunjung ke Malioboro.
Baca Juga:
Mengenal Kota Yogyakarta dan Keajaiban Warisan Sejarahnya
Sementara itu, teman Tina, Asyifa (29), beranggapan para PKL dan kawasan Malioboro adalah satu kesatuan.
Dia yang mengaku sudah menjajal ke Teras Malioboro 2 di Eks Kantor Dispar DIY, tak menemukan sensasi yang sama ketika berbelanja di lapak trotoar Malioboro awal 2020 silam.
"Buat aku wisatawan, pedagang itu sudah kayak ngehiasin tembok-tembok Malioboro. Ya kangen saja kalau lihat yang sekarang," kata Asyifa.
Baca Juga:
Warga Sleman Dihajar Massa, Gegera Cabuli Wisatawan Asal Jakarta di Malioboro
"Sekarang mereka jualan di Teras (Malioboro 2) background-nya kayak enggak dapat, tiang-tiang apa, galvanis ya? Enggak tahu sih kalau di yang satunya (Teras Malioboro 1), belum coba," lanjutnya.
Diketahui, sebanyak 1.838 PKL yang biasa berjualan di kawasan Malioboro telah dipindah ke dua sentra baru per 1 Februari 2022.
Dua lokasi itu adalah Teras Malioboro 1 yang dulunya merupakan Gedung Bioskop Indra, dan Teras Malioboro 2 di bekas kantor Dinas Pariwisata DIY sebagai shelter sementara.