Usai lebaran, kata dia, pihaknya mengadakan evaluasi terkait dengan pengelolaan termasuk manajemen media sosial dan manajemen risiko.
Menurut dia, pihaknya banyak menemukan komplain di media sosial yang menyoroti masalah konstruksi dan pengamanan wahana jembatan kaca tersebut.
Baca Juga:
PUPR Bangun 2 Jembatan Terapkan Inovasi BIM Jadi Solusi Pengendalian Banjir
"Kami menemukan komplain melalui komentar di media sosial yang melebihi batas toleransi. Angkanya hampir 5 persen dari angka kunjungan," ungkapnya.
Maka, menurutnya, mereka mengundang Kokarnaba dan pihak pengelola wahana "The Geong", tetapi kedua pihak tersebut tidak dapat hadir secara langsung, dan mereka hanya diwakili.
Oleh karena itu, tidak ada kesepakatan atau penyelesaian yang dicapai terkait keluhan yang disuarakan oleh pengunjung melalui media sosial.
Baca Juga:
Masyarakat Sambut Baik Kehadiran Jembatan Tajum Margasana Usai Diresmikan Jokowi
Eko Purnomo menyampaikan bahwa jika ada keinginan untuk berkoordinasi mengenai masalah ini, pihaknya akan menerima pesan sebagai alternatif.
Lebih lanjut, Eko mengungkapkan bahwa ia baru saja kembali dari RSUD Prof Dr. Margono Soekarjo Purwokerto, di mana ia mengunjungi para wisatawan yang mengalami cedera setelah jatuh dari jembatan kaca yang pecah tersebut.
"Korban berinisial AI masih di IGD, alhamdulillah kondisinya sudah membaik, namun hasil akhir pemeriksaan belum diketahui," katanya.