WahanaNews.co | Kapolresta Tangerang, Kombes Wahyu Sri Bintoro, menyatakan siap mundur apabila ada anak buahnya yang bersikap represif.
Pernyataan ini dibuat saat Sekelompok mahasiswa menggeruduk Mapolresta Tangerang di Tigaraksa, Kabupaten Tangerang.
Baca Juga:
Pacu Kreativitas Mahasiswa Indonesia, PLN Gelar Kompetisi Membangun Gokart Listrik
Massa menuntut Kapolresta Tangerang Kombes Wahyu Sri Bintoro turun dari jabatannya hingga Brigadir NP dipecat dari kesatuan.
Mahasiswa tiba di lokasi sekitar pukul 14.00 WIB. Kedatangan mahasiswa langsung disambut oleh Kaporesta Tangerang, Kombes Wahyu Sri Bintoro.
"Kita menuntut pencopotan Kapolresta Tangerang dan pemecatan Brigadir NP dari kepolisian dan meminta kepolisian tidak lagi melakukan tindakan represif terhadap aksi mahasiswa," ujar seorang mahasiswa Bayu Rahmat di lokasi, Jumat (15/10/2021).
Baca Juga:
Pacu Kreativitas Mahasiswa Indonesia, PLN Gelar Kompetisi Membangun Gokart Listrik
Tak seperti sebelumnya, demo kali ini berlangsung damai dan mencair. Bahkan Kombes Wahyu duduk bareng mahasiswa untuk berdialog mendengarkan aspirasi para mahasiswa itu.
Dalam diskusi ini juga Kapolresta Tangerang Kombes Wahyu Sri Bintoro terlihat ngopi bareng mahasiswa. Dalam kesempatan itu, mahasiswa sempat mengeluhkan pembuatan SKCK di Polsek yang berbayar.
"Seharusnya pembuatan itu gratis karena pelayanan kepada masyarakat. Lagian kalau rusuh-rusuh kan pak polisinya juga capek kan kita juga nggak mau kayak gitu," ujar seorang mahasiswa saat duduk bareng.
Kapolres Beri Pernyataan
Dalam tuntutannya itu, mahasiswa meminta Wahyu untuk mundur tidak hanya janji ucapan belaka. Tetapi, para mahasiswa meminta bukti hitam di atas putih.
Dalam aksi duduk bareng tersebut, mahasiswa meminta Wahyu membuat surat pernyataan yang dibubuhi meterai Rp 10.000.
"Saya sudah membuat surat pernyataan bahwa jika anggota saya mengulangi perbuatannya lagi melakukan tindakan yang sifatnya represif atau kekerasan eksesif saya siap mengundurkan diri," ucap Wahyu saat duduk bareng.
Selain itu, dalam diskusi tersebut Wahyu juga menjawab setiap keluhan mahasiswa. Wahyu mengatakan kepada massa aksi pembayaran untuk pembuatan SKCK itu akan masuk ke uang negara.
Sementara itu, Wahyu juga mengatakan bahwa dirinya menjamin kejadian seperti kemarin tidak terulang lagi. Terkait uang SKCK, Wahyu menjelaskan bahwa biaya tersebut masuk ke kas negara.
"Uang bayar SKCK itu bukan buat kami tapi buat negara. Saya senang dengan situasi seperti ini damai kondusif dan bisa mendengar semua aspirasi," tuturnya.
Tidak lama kemudian, massa aksi sudah membubarkan diri. Selain itu, mahasiswa membawa pulang sampah yang dihasilkan olehnya. [rin]