WahanaNews.co | Kasus kabar hoaks yang menimpa Gubernur Papua, Lukas Enembe memasuki babak serius. Pasalnya, tidak hanya terjadi sekali dua kali, tetapi tercatat sudah ada lima kasus yang terjadi.
Juru bicara (Jubir) Gubernur Papua, Muhammad Rifai Darus pun meminta masyarakat bumi cenderawasih untuk semakin bijak menerima info, khususnya dari media sosial.
Baca Juga:
Aktivis HAM Esra Mandosir Meninggal Dunia, LP3BH Manokwari Sebut Kematiannya Diduga Tidak Wajar
“Kami meminta kepada masyarakat untuk bisa lebih bijak menanggapi berita-berita yang belum benar kredibilitasnya atau hoax,” ujar Muhammad Rifai saat menggelar konferensi pers di Kantor Kominfo Provinsi Papua, Jayapura, Kamis (21/4/2022) lalu.
Melalui Kuasa Hukumnya, ia pun mengatkan bahwa pihaknya sudah melaporkan dugaan serangan hoax yang menimpa Gubernur Papua tersebut kepada Direktorat Reserse Kriminal Khusus Subdit IV Siber Polda Papua.
Salah satu tim Kuasa Hukum Jubir Gubernur, Taufik Darus mengatakan, pihaknya akan terus melakukan koordinasi dengan penyidik Subdit IV Siber Ditreskrimsus Polda Papua untuk menindaklanjuti kasus tersebut.
Baca Juga:
Langkah Pengamanan Menjelang Pilkada Serentak, Asistensi Operasi Damai Cartenz di Intan Jaya
"Setelah hasil koordinasi maksimal, maka Subdit IV Siber Ditreskrimsus Polda Papua akan menindaklanjuti laporan itu,” ucap Taufik.
Ia menjelaskan, salah satu contoh kasus tersebarnya berita hoax mengatasnamakan Gubernur Papua, yakni konten yang dibuat pelaku penyebar hoax memanfaatkan Gubernur Papua sebagai narasumber.
"Padahal ia tak pernah menyampaikan narasi tersebut,” tegasnya.
Taufik pun mencatat, setidaknya ada lima tema besar yang kerap diangkat oleh oknum penyebar hoax yang mengatasnamakan Gubernur Papua selama satu tahun belakangan ini.
Pertama, hoax tentang Gubernur Papua meninggal dunia yang beredar pada Mei 2021, bertepatan saat Gubernur menjalani pengobatan di Singapura.
Kedua, hoax tentang agenda kepulangan Gubernur ke Papua dari Jakarta.
“Beberapa kali kami mencatat bahwa sejumlah agenda gubernur disiasati oleh oknum pembuat dan penyebar hoax dengan menginformasikan bahwa terdapat rangkaian kegiatan pertemuan atau perjamuan dari Gubernur bersama masyarakat dan mahasiswa Papua,” ujar Taufik.
Selanjutnya kasus ketiga, hoax terkait Gubernur Lukas Enembe menjadi Capres 2024 yang terjadi pada Desember 2021 lalu.
Keempat, hoax tentang gerakan referendum juga kerap dikaitkan dengan Gubernur Papua.
Terbaru, hoax yang disebar pada Februari 2022 dengan judul besar Independent Papuan Movement.
Terakhir, hoax tentang kondisi kesehatan Gubernur yang disebut kritis yang paling sering terjadi.
Berdasarkan analisis internal, Taufik menduga jika operasi hoax ini sudah disusun secara terstruktur dan sistematis.
Ia mengatakan, berdasarkan hasil olah data yang dilakukan, menunjukan bahwa sejumlah postingan hoax berawal dan berpusat dari Jakarta.
“Kami yakin aktor intelektual memiliki kepentingan politik jangka pendek, khususnya untuk menjatuhkan kredibilitas Gubernur Papua,” tegas Taufik. [non]