WahanaNews.co | Kemenhub membeberkan hasil awal penyelidikan pemicu tabrakan maut di Turunan Rapak, Km 0 Jalan Soekarno-Hatta, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Tabrakan itu melibatkan truk kontainer dengan sejumlah kendaraan dan menyebabkan 4 orang tewas.
Baca Juga:
Identifikasi 12 Korban Kecelakaan Km 58 Tol Japek Tuntas, Ini Daftar Namanya
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi, mengatakan dari penyelidikan KNKT, diketahui rangka atau sasis dari truk tronton KT 8534 AJ tersebut ditambah panjangnya 20 cm.
“Axel atau sumbu rodanya juga ditambah satu, sehingga menjadi 3 sumbu roda,” kata Budi Setiyadi dikutip dari Antara, Minggu (23/1/2022).
Budi mengatakan terungkap truk itu menggunakan sistem rem Air Over Hydraulic (AOH) atau sistem rem dengan penggunaan angin dan minyak rem sekaligus.
Baca Juga:
Kecelakaan di Tol Japek KM 58, Menko PMK: 12 Korban Sedang Diidentifikasi
Namun, belum dipastikan apakah penambahan panjang dan sumbu roda ini bisa mempengaruhi sistem pengereman.
Akan tetapi, kendaraan besar memang lazim terjadi brake lag, atau rem memerlukan waktu lebih lama dari seharusnya untuk bisa siap kembali dipakai setelah pengereman sebelumnya.
Sementara saat kecelakaan terjadi, sopir truk Muhammad Ali menyebut, sebelum mencapai turunan panjang hingga lampu lalu lintas tersebut ia sudah mengerem beberapa kali karena sejak Km 0,5 Jalan Soekarno-Hatta atau simpangan Straat II.
Kemudian jalan mendatar lagi di simpang Straat I hingga depan Rajawali Foto dan baru menurun lagi.
Nahas di turun ketiga yang panjangnya lebih kurang 250 meter hingga lampu lalu lintas di bawahnya, kompresor tidak lagi memiliki tekanan angin yang cukup untuk mendorong minyak rem menekan kanvas rem menghentikan roda.
“Habis anginnya, 'ngeblong', gitu,” kata Budi.
Karena bobotnya truk dan muatannya yang mencapai 20 ton, ditambah sudah kehilangan fungsi rem dan kondisi jalan menurun, truk meluncur tak terkendali.
Upaya sopir menurunkan persnelling dari 3 ke 2 untuk mendapatkan efek rem mesin (engine break) juga, gagal, setelah sebelumnya berhasil dari 4 ke 3.
Dengan persnelling netral, truk meluncur makin deras dan menabrak semua yang ada di depannya.
Dalam sistem rem air over hydraulic bagi kendaraan besar, digunakan tekanan angin untuk mendorong minyak rem menekan tuas yang membuka kanvas di dalam tromol rem dan menahan putaran roda.
Sebelumnya angin dikumpulkan di dalam kompresor untuk mendapatkan tekanan yang sesuai. [rin]