“Fisik bisa pulih dalam sekitar seminggu. Tapi psikologisnya harus dipantau,” ujar dia.
Meski tak makan selama hampir sebulan, keduanya memiliki kadar gula tubuh normal, sebuah kondisi langka yang menurut dokter bisa terjadi saat tubuh masuk dalam mode bertahan ekstrem.
Baca Juga:
Menkes Budi Gunadi Sadikin: Jawa Tengah Raih Ranking Pertama Program Cek Kesehatan Gratis
Keduanya mengaku bahwa mereka mengunci pintu dan memilih tidak keluar rumah karena mengikuti pesan mendiang ibu mereka agar tidak merepotkan tetangga.
Mereka bingung, mengalami distress emosional, tapi tetap bertahan di sisi ibunya tanpa tahu apa yang harus dilakukan.
Yang membuat kejadian ini makin tragis, Setianingsih dikenal sebagai sosok yang aktif dan ramah di lingkungan, sedangkan kondisi keluarganya sebelumnya tidak menunjukkan gejala kesulitan ekstrem.
Baca Juga:
KEK Kendal Siapkan 1.200 Hektare untuk Pengembangan Fase Dua dan Investor
Warga mengira keluarga itu baik-baik saja, dan perubahan baru terlihat beberapa waktu belakangan, hingga akhirnya bau yang menusuk mencurigakan menjadi alarm terakhir.
Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari, datang langsung menjenguk dua perempuan tersebut di rumah sakit. Pemerintah, katanya, bergerak cepat mengurus layanan kesehatan mereka.
“BPJS sudah aktif dalam satu hari untuk memastikan mereka dirawat,” jelasnya. Ia juga menegaskan bahwa setelah kondisi fisik keduanya pulih, pemerintah akan memindahkan mereka ke Panti Margi Utomo di Semarang agar mendapatkan pendampingan lanjutan.