Menurut Dedy, Pemda hingga saat ini hanya
terlihat sibuk melakukan pendataan, namun lupa memberikan bantuan bagi warga
yang saat ini sedang membutuhkan perbaikan rumah.
Pasalnya, akibat badai tersebut rumah warga
hancur berantakan bagian atap, bahkan ada yang rubuh hingga rata tanah.
Baca Juga:
Pemerintah Provinsi Bengkulu Bangun Infrastruktur Jalan dan Jembatan Pasca-Bencana Alam
"Pemda saat ini terlihat hanya mondar-mandir
lakukan pendataan, tapi tidak pernah ada bantuan untuk kami yang jadi
korban," kata Dedy.
Bantuan Seng dan Paku Bukan dari Pemda
Baca Juga:
Pemerintah Sulbar Bangun Tanggul dan Dua Jembatan di Desa Tapandullu Rp21,8 M
"Jangankan seng dan paku untuk perbaiki
atap, sembako pun tidak ada, padahal banyak bantuan yang disalurkan donatur.
Jadi, saya bisa bilang, pemda sangat lamban dan mungkin mereka nilai masyarakat
tidak penting bagi mereka, sehingga mereka buat begini," sambung Dedy,
yang juga berprofesi sebagai wartawan salah satu stasiun TV nasional.
Selain itu, Dedy juga beberkan, khusus di Desa
Menia, Kecamatan Sabu Barat, beberapa warga memang telah diberikan bantuan
melalui desa, berupa seng 17 lembar dan paku sekitar setengah kilogram.
Namun, bantuan itu bukan dari pemerintah, tapi
dari beberapa gereja yang juga menjadi donatur dalam bencana itu.