Pada 15 Maret mayat korban ditemukan oleh warga. Pihak kepolisian yang menerima informasi itu lalu menuju lokasi dan membawa mayat korban ke RS Bhayangkara Medan untuk diautopsi.
Hadi menyebut mayat korban hampir enam bulan berada di RS Bhayangkara itu dan tidak ada satu pun anggota keluarganya yang menjemput. Alhasil, pihak rumah sakit pun memakamkan korban.
Baca Juga:
Dikira Direkam, Dokter di Medan Ngamuk dan Aniaya Rekan Sejawatnya
"Mayat berada di RS Bhayangkara Tingkat II selama enam bulan. Dikarenakan tidak ada warga ataupun keluarga yang menjemput, kemudian dikebumikan oleh pihak rumah sakit," sebutnya.
Rizki Kurniawan Nasution (28) ayah kandung Ardziki Pratama mendapat kabar anaknya tewas dibunuh. Kabar itu diterimanya dari sepupu mantan istrinya.
"Pada 1 Mei, sepupu mantan istri saya (Ardilla) menghubungi saya, bilang anak saya dibunuh. Terus pada 2 Mei ibu saya jumpai sepupu mantan istri saya ini dan bilang kabarnya mayat anak saya dibuang di Taput. Tapi belum bisa dipastikan," kata Rizki, Sabtu (11/5/2024).
Baca Juga:
AS Rencana Tutup 27 Misi Diplomatik, Termasuk Konjen di Medan
Rizki kemudian mencoba menghubungi Ardilla melalui media sosial untuk mengklarifikasi kabar tersebut. Pada 3 Mei, pesannya pun dibalas Ardilla dan membenarkan bahwa anaknya telah meninggal dunia.
"Tapi saat itu dibilang anak saya meninggal karena kena step. Jadi belum ngaku dia. Pada 5 Mei baru lah dia (Ardilla) menjumpai kakak saya dan menceritakan semuanya. Kakak saya pernah nanya ke dia (Ardilla) kenapa baru sekarang (mengaku)," ujarnya.
"Dia bilang, sudah tidak tahan dengan suaminya, terus dia juga merasa dihantui begitu. Pintu kosnya diketok-ketok tapi tidak ada orang," tambahnya.