Aliran Sungai Bengawan Solo kembali tercemar limbah minuman keras jenis ciu. Akibatnya, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Surakarta atau Perumda Toya Wening menghentikan sementara operasional Instalasi Pengolahan Air (IPA) Semanggi.
Pejabat Pemberi Informasi dan Dokumentasi Perumda Toya Wening Bayu Tunggul mengatakan, peristiwa serupa sering terjadi saat musim kemarau. Menurunnya debit air Sungai Bengawan Solo membuat air limbah ciu dari anak sungai terpanjang di Pulau Jawa itu terlihat di permukaan dan mencemari pengolahan air di IPA Semanggi.
Baca Juga:
Politeknik Transportasi SDP Palembang Mengadakan Diklat untuk Pelaku Transportasi Sungai dan Danau
"Kemarau mulai tiba. Limbah Ciu mulai mencemari Sungai Bengawan Solo pada pukul 06.00 WIB. Operasional IPA Semanggi PDAM terpaksa harus kita dihentikan untuk sementara," ujar Bayu, Selasa (7/9).
Bayu menyampaikan, selama ini PDAM memanfaatkan aliran Sungai Bengawan Solo untuk diolah menjadi air bersih dan didistribusikan ke pelanggan. Namun, dengan kondisi saat ini, pengolahannya menjadi tidak sesuai baku mutu Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No 492/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
"Kami sudah melaporkan persoalan ini ke pimpinan dan DLH (Dinas Lingkungan Hidup)," terang dia.
Baca Juga:
Pencarian ABK Tugboat yang Terbakar di Sungai Barito Dihentikan Setelah Sepuluh Hari
Kasus pencemaran limbah ciu di Sungai Bengawan Solo, dikatakan Bayu, menjadi langganan setiap datang musim kemarau. Debit dari hulu yang mengecil tak bisa mengurai polutan, sehingga air baku tidak bisa diolah.
"Persoalan seperti ini biasanya akan terjadi sampai bulan Oktober. Selama ini memang belum ada solusi nyata bagi industri alkohol yang membuang limbah ke Sungai Bengawan Solo," keluh dia.
Menurutnya, kasus seperti ini sudah terjadi sejak 2018. Pihaknya sudah menyampaikan persoalan tersebut ke Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS).