KABUPATEN Dairi, Sumatera
Utara, yang terdiri dari 15 kecamatan, berpenduduk
sekitar 350 ribu jiwa. Hampir 95% penduduknya mengandalkan hidup dari bertani, baik
tanaman pangan maupun perkebunan.
Mereka membudidayakan
tanaman pangan, seperti padi, jagung, ubi, kentang, kol, bawang merah, bawang putih,
cabe, tomat, sayur-sayuran, dan kacang tanah.
Baca Juga:
Tangis Keluarga Pecah di Makam Eks-Casis TNI Asal Nias
Selain
tanaman pangan, para petani Dairi pun membudidayakan buah-buahan, seperti durian,
jeruk, manggis, mangga, duku, pepaya, dan aren.
Semua tanaman pangan
dan buah-buahan yang ditanam petani Dairi itu tumbuh dengan baik dan berproduksi
secara sempurna. Faktor yang mendukung keadaan tersebut, antara lain, struktur
tanah, tekstur tanah, juga topografi atau posisi ketinggiannya dari permukaan
laut.
Berikut
ini adalah uraian secara rinci dari setiap komoditi yang dibudidayakan petani
di Kabupaten Dairi.
Baca Juga:
Ini Dia Kepsek Pelaku Penganiayaan Siswa SMK Nias Selatan hingga Tewas
Padi
Padi
yang ditanam di Dairi ada dua bentuk, yakni padi sawah dan padi darat atau ladang.
Padi sawah luasnya 6.500 Ha,
dengan 4.000 Ha di antaranya dapat ditanami dua kali dalam satu tahun sementara
2.500 Ha lagi satu kali setahun.
Luas
Tanam/Tahun: 4.000 Ha x 2 MT = 8.000 HA + 2.500 Ha = 10.500 Ha. Hasil
Rata-rata/Ha/Panen = 6 ton, maka Total Hasil = 10.500 Ha x 6 ton = 63.000 ton.
Padi darat atau ladang ditanam petani hampir di seluruh
kecamatan dari Kabupaten Dairi. Luasan padi
darat atau ladang itu
diperkirakan mencapai 20.000 Ha.
Hasil
rata-rata/Ha/Tahun adalah 2 ton/Ha. Maka, Total Hasil = 20.000 Ha x 2 ton =
40.000 ton.
Secara
demikian, Total Hasil Padi Sawah dan Darat atau Ladang di Kabupaten Dairi =
63.000 ton + 40.000 ton = 103.000 ton/tahun.
Upaya Peningkatan Produksi
Demi
meningkatkan hasil produksi padi di Kabupaten Dairi, perlu dilakukan
ekstensifikasi dan intensifikasi.
Ekstensifikasi artinya dimulai dengan
perluasan lahan. Upaya ini dapat dilakukan khusus di padi ladang. Kalau sawah, sepertinya
agak sulit dilakukan. Karena, ada kecenderungan petani berpindah dari menanam padi
jadi menanan jagung. Keadaan ini disebabkan biaya pengolahan jagung yang lebih ringan
dan hasil lebih menguntungkan.
Intensifikasi artinya
meningkatkan hasil produksi padi, yang bisa diupayakan melalui Panca Usaha dan
Mekanisasi Pertanian.
Panca
Usaha itu meliputi: penggunaan bibit yang bermutu baik, pengolahan lahan yang
baik, pengairan, pemupukan berimbang dalam jumlah dan jenis unsur, serta
penggunaan pestisida secara tepat guna dan ramah lingkungan.
Sementara
dalam Mekanisasi Pertanian, untuk mendapatkan hasil pengolahan lahan yang baik tentunya
diperlukan alat pengolah lahan yang tepat, misalnya traktor. Karena padinya
sering diserang hama penyakit, maka untuk mendapatkan hasil penyemprotan yang
baik dibutuhkan alat penyemprot yang baik juga.
Untuk
melakukan Mekanisasi Pertanian harus didukung sarana transportasi ke areal pertanian,
sehingga dalam pelaksanaannya petani sering terkendala modal. Demi mengatasi
persoalan ini, Pemerintah Kabupaten Dairi perlu membantu petani untuk mendapatkan
modal dari bank melalui pengembangan BUMDes (Badan Usaha Milik Desa).
Jagung
Jagung
merupakan komoditi pemberi kontribusi ke petani pada posisi pertama. Luasan jagung
yang ditanam di Dairi sekitar 35.000 Ha/tahun.
Hasil
Rata-rata/Ha/Tahunnya adalah 7 ton. Maka, Total Hasil = 35.000 Ha x 7 ton = 245.000
ton/tahun.
Kendala
yang dihadapi petani jagung yang pertama adalah Pupuk. Petani jagung Dairi
sangat tergantung akan pupuk subsidi. Kenyataannya, pupuk subsidi tidak cukup
untuk seluruh jagung Dairi.
Upaya
yang harus dilakukan, Pemerintah Kabupaten Dairi mencari pupuk alternatif
selain subsisi.
Kendala
kedua, karena tanah terus menerus ditanami jagung, maka dapat terjadi pengendapan
pupuk di lapisan subsoil tanah.
Demi mengatasi
hal ini, diperlukan teknologi yang dapat membongkar endapan pupuk di lapisan subsoil.
Teknologi yang diperlukan adalah Agrisoilcondisionel.
Selain membongkar endapan pupuk, teknologi ini berperan mengurangi pengolahan lahan
yang lazim disebut Minimteleage.
Ubi
Ubi
yang ditanam petani Dairi ada dua jenis, yaitu ubi rambat dan ubi kayu.
Ubi rambat
sudah mulai berkembang, namun masih diperlukan upaya peningkatan produksi
melalui pemupukan. Tugas ini dilakukan Dinas Pertanian dan diimplementasikan Penyuluh
Pertanian Lapangan (PPL).
Sementara
komoditi ubi kayu (singkong) sudah ditanam petani sebagai anjuran pemerintah untuk
lebih mengintensifkan penanaman singkong. Karena, selain sebagai bahan makanan,
komoditi ini juga dapat diproses menjadi energi terbarukan berupa bahan bakar ethanol.
Kentang, Kol, Cabe, Tomat, Kacang, Sayur-sayuran
Komoditi
ini terus berkembang di Kabupaten Dairi. Luasan dan teknik bercocok tanamnya
juga terus meningkat.
Walaupun
begitu, masih diperlukan kerjasama antara PPL dan Petugas Lapangan Pupuk dan
Obat-obatan Pertanian untuk menekan Koc Produksi dan memacu Peningkatan Hasil.
Bawang
merah dan bawang putih juga dalam keadaan meningkat, tapi masih perlu dilakukan
lagi upaya peningkatan produksinya.
Buah-buahan
Jeruk,
mangga, durian, duku, dan pepaya merupakan komoditi buah-buahan yang juga
banyak ditanam di Kabupaten Dairi.
Khusus
durian dan mangga, komoditi ini perlu mendapat perhatian khusus dari Pemerintah
Kabupaten.
Menurut
testimoni Jaya Malasya, manajer sebuah perusahaan asing asal AS, Duffon Company, ia sering bepergian ke
negara-negara penghasil durian, seperti Thailand, Kamboja, dan sekitarnya.
Namun, dalam penilaiannya, durian Dairi jauh lebih enak ketimbang produk dari
negara-negara tadi.
Maka,
sudah saatnyalah Pemerintah Kabupaten Dairi mengembangkan tanaman durian ini,
sehingga hasilnya nanti diproyeksikan untuk diekspor ke mancanegara.
Adalah
tepat bila Pemerintah Kabupaten Dairi dan para pemerhati pertanian membuat
kajian percontohan atau demplot untuk meningkatkan hasil produksi dari seluruh
komoditi tadi, guna mempertegas potensi daerah ini sebagai lumbung pangan.
Begitulah
potret Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, yang menunjukkan bahwa daerah ini sebetulnya
sangat tepat untuk dijadikan sebagai lumbung pangan. (H Purba, Pemerhati Tani)