WAHANANEWS.CO, Bandar Lampung - Kisah memilukan kembali terjadi di tengah lingkungan mahasiswa.
Seorang mahasiswi Universitas Lampung (Unila) berinisial SL ditemukan meninggal dunia usai melahirkan sendiri di kamar indekosnya.
Baca Juga:
Petani Kopi Tewas Diduga Dimangsa Harimau di Lampung Barat
SL selama ini diketahui menutupi kehamilan selama sembilan bulan, bahkan pemilik kos maupun teman-temannya tidak menyadari kondisinya.
SL, mahasiswi asal Way Kanan, dilaporkan nekat melahirkan sendiri di kamar kos pada Kamis dini hari, 19 Juni 2025.
Saat ditemukan dalam kondisi lemas dan berdarah, ia sempat dilarikan ke rumah sakit oleh kekasihnya, B (21), namun nyawanya tak tertolong.
Baca Juga:
Terkait Kasus JTTS, KPK Dalami Kejanggalan Pembelian Tanah
"Korban ditemukan tidak sadarkan diri di kamar kosnya. Kemudian rekan-rekannya membawanya ke rumah sakit, namun korban dinyatakan meninggal dunia," ujar Kapolresta Bandar Lampung, Kombes Alfret Jacob Tilukay.
Polisi masih mendalami kasus tersebut, termasuk kemungkinan adanya praktik aborsi.
"Informasinya memang begitu karena banyak darah, namun itu masih kami selidiki," tambah Alfret.
Lebih memilukan lagi, bayi yang dilahirkan SL dalam keadaan hidup justru dibuang oleh pacarnya sendiri ke kolong jembatan Tegineneng, Pesawaran.
Hal ini diungkap langsung oleh Kapolsek Kedaton, AKP Budi Harto.
"Pacar korban telah kami amankan di Polsek Kedaton. Dari pengakuannya, bayi itu dibuang di jembatan Tegineneng," ujar Budi.
B juga mengakui bahwa SL sudah berniat melahirkan sendiri karena usia kandungannya sudah mencapai sembilan bulan.
"Bayi itu lahir di kamar kos dan menyebabkan korban pendarahan hebat. Ia lalu dibawa ke Klinik Kosasih, namun karena tak ada petugas medis, korban diteruskan ke RS Bhayangkara. Saat diperiksa, korban sudah meninggal," jelasnya.
Polisi mengamankan sejumlah barang bukti dari kamar kos, termasuk kain, alas tempat tidur bercak darah, air ketuban, dan gunting.
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas MIPA Unila, Junaidi, mengaku terkejut mendengar kabar duka tersebut. Ia pun masih mencari informasi lengkap terkait identitas korban.
"Saya juga masih mencari dan memperjelas informasinya dahulu. Saya tidak hafal satu per satu mahasiswi yang mana, karena banyak," ujarnya.
Junaidi juga mengatakan bahwa pihak kampus akan berkoordinasi lebih lanjut untuk mendapatkan kejelasan informasi. "Kalau sudah jelas, nanti akan disampaikan ke Humas Unila. Saya belum bisa banyak ngomong, takut salah," imbuhnya.
Sementara itu, Camat Labuhan Ratu, Septia Isparina, membenarkan adanya peristiwa kematian mahasiswi di kamar indekos wilayahnya.
Informasi tersebut ia peroleh dari Babinsa setempat, Kopka Ferdi Sopyansah.
Pemilik indekos, Purwadi (56), juga angkat bicara. Ia mengatakan, SL sudah tiga tahun tinggal di kos miliknya dan dikenal sebagai pribadi pendiam.
"Kami tidak tahu kalau dia hamil. Dia selalu memakai baju besar dan celana jins," kata Purwadi.
Menurutnya, jenazah SL ditemukan sekitar pukul 00.55 WIB. Ia sempat mendengar suara gaduh dan tangisan dari lantai atas kamar korban, lalu bersama istrinya mengecek situasi.
Di sana, mereka mendapati dua orang yang tampak panik.
Tak lama setelah itu, SL disebut sudah meninggal dunia di rumah sakit setelah sebelumnya diantar kekasihnya sendiri.
Teman-teman kos pun segera menghubungi pihak keluarga korban.
Kini, jenazah SL telah diautopsi di RS Bhayangkara Polda Lampung guna memastikan penyebab kematian, dan polisi masih terus menyelidiki kasus pembuangan bayi yang dilakukan B.
Tragedi ini menjadi peringatan keras akan pentingnya edukasi seksual dan dukungan lingkungan bagi generasi muda.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]