Bandiman menjelaskan, polisi sempat meminta izin untuk
autopsi kepada jenazah anaknya tetapi dirinya menolak. "Sudah (polisi
meminta) tapi saya menolak," jelasnya.
Menurutnya, kandungan racun pada bumbu sate bisa menjadi
petunjuk pengungkapan kasus ini. Bandiman mengenang anak keduanya sebagai sosok
yang istimewa. Korban merupakan sosok penurut dan pintar mengaji dan
berprestasi sekolah.
Baca Juga:
Ini Rekomendasi Tempat Makan Enak Para Politisi hingga Presiden
"Rangking 2 di sekolah. Kelas 4 SD. Cita-cita kalau
ditanya pemadam (kebakaran)," kenang Bandiman.
Selain itu dalam kasus ini Bandiman juga mendapat bantuan
pendampingan hukum dari suami salah satu guru anaknya.
"Suaminya guru anak saya. Jadi didampingi bantu. Tapi
kalau bantu, aku ya bisanya (bilang) terima kasih," ujarnya.
Baca Juga:
Rasanya Sangat Lezat, Ini 7 Masakan Sate yang Paling Terkenal di Indonesia
Mengenai perkembangan penyelidikan kasus ini, Ngadi
mengatakan identitas perempuan pemberi sate itu sudah diketahui.
"(Identitas) mudah-mudahan," kata Ngadi.
Sebelumnya, polisi terus memeriksa CCTV tempat perempuan
misterius itu bertemu Bandiman. Keterangan Bandiman tentang perempuan misterius
itu juga menjadi bekal penyidik.