WahanaNews.co | Sekelompok orang telah melakukan perusakan sejumlah bangunan dan kendaraan bermotor di Babarsari, Kledokan, Depok, Sleman, Senin (4/7) kemarin.
Akibat peristiwa tersebut, seorang pelajar berinisial KP (18) turut menjadi korban.
Baca Juga:
Bawaslu Sleman Telusuri Dugaan Pelanggaran Netralitas Lurah Berdasarkan Laporan Front Masyarakat Madani
Heru Nugroho, ayah korban menjelaskan kronologi kejadian yang menimpa putranya itu. Bermula ketika KP tengah mampir ke kantor Heru, Firma DHEN & Partners di kompleks pertokoan Kledokan Raya nomor 68, Babarsari, Caturtunggal, Depok, Sleman, Senin pukul 11.30 WIB.
Menurut Heru berdasarkan kesaksian putranya, kericuhan sudah mulai terjadi di sebelah barat kantor miliknya.
"Anak saya (KP) yang sedang berada di kantor saya tiba-tiba kirim pesan kalau di sekitar kantor rusuh, ada perusakan dan pembakaran. Karena situasi ricuh, dan banyak massa yang membawa senjata tajam, maka saya minta berdiam diri di dalam kantor dulu," kata Heru saat dihubungi, Selasa (5/7).
Baca Juga:
Proyek Jalan Tol Yogyakarta-Bawen di Seksi 1 Capai 67 Persen hingga Oktober 2024
Heru memberikan instruksi demikian lantaran ia yang tengah tidak berada di lokasi kejadian, mengira kantornya itu aman dari amuk massa. Terlebih, kantornya juga tak memiliki kaitan dengan kelompok berseteru.
Namun ternyata, lanjut Heru, kantornya itu juga jadi sasaran amuk massa yang merusak menggunakan batu dan senjata tajam. Lemparan batu ke arah sebelah barat kantor membuat KP spontan ingin mengamankan diri dengan keluar dari bangunan.
"Tapi belum sampai keluar kantor, sudah ada hantaman batu-batu besar lagi sehingga mengakibatkan kaca-kaca kantor hancur semua. Pada saat itu, beberapa serpihan kaca mengenai lengan kiri KP hingga sobek dan berdarah-darah," ucapnya.
Tidak berhenti sampai di situ, lemparan batu-batu besar dan bongkahan paving terus menghujani hingga mengenai dada dan rusuk kiri KP. Akibatnya, putra Heru itu menderita memar dan sesak nafas.
Heru melanjutkan, massa yang berjumlah 5-10 orang merangsek masuk ke dalam kantor dan merusak sejumlah properti. Pada saat itu mereka juga mengarahkan pedang ke leher KP dan mengancam nyawanya.
"Kamu saya bunuh kamu, kamu jangan ikut-ikut video-video. Kamu saya bunuh nanti," kata Heru menirukan kesaksian KP.
"Karena kondisi mencekam, membuat KP shock dan memohon ampun kepada massa untuk dibebaskan, sampai ada salah satu orang yang mengamankan dan memberi kesempatan KP lari dari lokasi meninggalkan kantor yang hancur," bebernya.
KP kemudian diselamatkan seseorang dan dibawa ke salah satu penginapan dekat lokasi kejadian. Ia lantas dilarikan ke Rumah Sakit JIH untuk mendapatkan penanganan medis.
"Kerugian kantor secara materiil puluhan juta, kerugian imateriil diderita anak saya secara psikis karena ancaman senjata tajam dan keroyokan massa. Ditambah luka-luka di tubuhnya," urai Heru.
Heru sendiri telah melaporkan kejadian yang menimpa putranya ini ke Polda DIY, Senin (4/6) sore. Dia berharap kepolisian bisa mengusut tuntas kasus ini dan menindak para pelaku.
"Saya berharap aparat penegak hukum bisa mengusut tuntas kasus ini, jujur saya prihatin dan kecewa dengan perilaku sejumlah oknum kelompok masyarakat ini, karena sangat merugikan kami yang sama sekali tidak tahu menahu akan persoalan mereka," pungkasnya.
Terpisah, Kabid Humas Polda DIY Kombes Pol Yuliyanto membenarkan soal adanya pelaporan terkait kasus di atas ke Polda DIY pada Senin sore kemarin.
"Yang bersangkutan melaporkan atas peristiwa penganiayaan dan pengeroyokan. Penganiayaan itu dialami oleh anak (pelapor), inisial KP," kata Yuli.
Yuli menuturkan, pelapor dalam hal ini mempolisikan orang tak dikenal (OTK) sebagai terlapor atau terduga pelaku penganiayaan dan pengeroyokan terhadap KP.
"Memang di dalam LP ini pelakunya atau terlapornya masih dalam lidik. Sehingga bisa saya katakan terlapor itu tidak dikenal oleh pelapor maupun oleh anaknya," tutur dia.
Kendati, Yuli belum bisa memastikan apakah kejadian yang dialami KP ini terkait atau melibatkan kelompok yang sama dengan para pembuat kericuhan di area Babarsari, Kledokan, Caturtunggal, Depok, Sleman, Senin kemarin.
"Ya kemarin ada peristiwa itu (kericuhan), ini saya belum tahu. Tempat persisnya kantor (pelapor) ini saya belum tahu persis apakah ini masuk dalam area tempat yang dilewati kelompok massa itu atau bukan saya belum tahu," tutupnya. [rsy]