Habisnya stok kantong jenazah membuat pihaknya terpaksa
membalut jenazah pasien COVID-19 menggunakan kain kafan, lalu dibungkus lagi
dengan kantong plastik, baru kemudian dikebumikan.
"Kondisi kantong jenazahnya kan sudah habis. Alhasil,
beberapa jenazah terpaksa dibungkus plastik bening. Hitungan kami, sampai saat
ini ada tiga jenazah yang sudah dimakamkan tapi dibungkus dengan plastik,"
kata July.
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
Bukan cuma krisis kantong jenazah, July juga menyebut ia dan
rekannya yang lain membutuhkan perlengkapan tambahan untuk mengurus hingga
memakamkan pasien COVID-19 yang meninggal dunia saat melakukan isolasi mandiri,
seperti baju hazmat, sarung tangan karet, dan masker.
"Agar proses pemakaman berjalan dengan prosedur
COVID-19, kami membutuhkan peralatan yang lengkap. Untuk masker sebetulnya
banyak yang menyumbang, tapi cepat habisnya. Karena kami juga membutuhkan itu
agar aman dan terhindari dari COVID-19," ujar July.
July berharap pemerintah daerah bisa membantu memenuhi
sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menangani kasus COVID-19. Sebab,
jika tak ada jalan keluarnya, pihaknya akan kesulitan dalam menangani pasien
COVID-19 yang meninggal.
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
"Dalam menjalankan tugas, kami wajib dilengkapi alat
pelindung diri, butuh sebanyak-banyaknya karena perlengkapan ini sangat
dibutuhkan. Ini juga kami lakukan secara sukarela demi membantu sesama,"
pungkas July. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.