WahanaNews.co | Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta menyoroti target penonton Formula E yang semula 90 ribu menjadi 10 ribu.
PDIP menilai merosotnya target penonton itu hal memalukan.
Baca Juga:
Gelaran Formula E 2024 Batal, DPRD DKI Sebut Pemilu Lebih Penting
"Target penonton sejumlah 10 ribu sangat memalukan untuk kehebohan dan biaya yang luar biasa besar dikeluarkan untuk Formula E. Jumlah pengeluaran yang dihitung dengan commitment fee Rp 560 M dan pembangunan trek Rp 150 M tentunya sangat mencengangkan, sebuah sirkuit dengan penonton hanya 10 ribu, perlu biaya Rp 710 M dan target pemasukan dari tiket maksimal Rp 10 M," ujar Anggota DPRD DKI Jakarta dari F-PDIP, Gilbert Simanjuntak, kepada wartawan, Senin (28/3/2022).
Gilbert mengatakan sejak awal target 90 ribu penonton Formula E sudah membingungkan. Dia menilai dengan merosotnya target penonton ini membuktikan Pemprov DKI sedang gamang.
"Target penonton 90 ribu sewaktu pembicaraan awal memang juga bikin bingung, sewaktu Pemprov dengan antusiasme berlebihan menyampaikan hal tersebut. Akan tetapi, lebih aneh lagi mengurangi dari 90 ribu ke 10 ribu tanpa alasan atau penjelasan yang jelas. Terbaca bahwa perhelatan ini tidak akan sukses, kegamangan di Pemprov dan Panitia yang terlanjur sesumbar sejak awal, dan evaluasi mereka yang melihat bahwa ini program yang abal-abal tanpa perencanaan yang baik dan serba dipaksakan," ucapnya.
Baca Juga:
Mahfud MD Mengaku Tidak Tahu Soal Anies Baswedan Akan Jadi Tersangka KPK
Dia juga menyayangkan soal pernyataan tribun penonton masih menunggu keputusan FEO selaku penyelenggara Formula E. Gilbert juga menyoroti pernyataan Wagub DKI Riza Patria yang membandingkan Formula E dengan MotoGP Mandalika.
"Jumlah kerugian Rp 700M tidak masuk akal, apalagi dengan penjelasan Wagub yang membandingkan ke GP Motor Mandalika, sesuatu yang sudah dilakukan (post factum), sedangkan Formula E masih rencana (ante factum)" katanya.
"Berita yang menyebutkan soal tribun juga menunggu keputusan FEO sangat menyakitkan. Kalau trek yang diputuskan FEO, tentunya masih bisa diterima. Akan tetapi tribun, yang nota bene uang rakyat Jakarta lalu diatur oleh FEO terasa mengganggu. Sebenarnya Pemprov saat ini bekerja menggunakan uang rakyat buat siapa? Buat rakyat yang tidak butuh Formula E atau buat FEO?" sambungnya.
Gilbert menilai dana Rp 710 miliar bisa digelontorkan untuk pembangunan pabrik alat kesehatan hingga obat di tengah pandemi ini. Unutk itu dia mengingatkan program Pemprov DKI harus berpihak pada rakyat.
"Uang sejumlah Rp. 710 M sudah dapat membangun pabrik alat-alat medis dengan berkaca kepada mengerikannya kasus pandemi Covid dengan peralatan dan obat yang sulit sekali didapat seperti ventilator, termasuk jarum suntik, dan parasetamol musti diimpor. Gas O2 juga menjadi persoalan serius ditengah pandemi. Butuh hati yang berpihak kepada rakyat, bukan sekedar kata-kata yang ditata," ucapnya.
Sebelumnya, Wagub Riza sudah buka suara soal target penonton Formula E yang merosot menjadi 10 ribu. Menurutnya target penonton mesti disesuaikan dengan kapasitas area sirkuit Formula E.
"Kalau soal kenapa, bisa ditanyakan oleh JakPro. Itu kan harus disesuaikan. Selain masalah masih pandemi mungkin, kedua apakah tempatnya memungkinkan. Jadi harus disesuaikan dengan tempat yang ada," ujarnya Minggu (27/3/2022).
Meski begitu Riza mengaku belum mengetahui tarif tiket Formula E Jakarta. Politikus Gerindra itu menyatakan prinsipnya pendapatan bisa digenjot melalui sponsor maupun penjualan tiket Formula E.
"Income-nya mungkin berkurang, tapi dari segi jumlah orang kan. Dari segi nilai belum tentu, tergantung berapa harganya. Saya belum tahu nanti harganya berapa," imbuhnya. [qnt]