WAHANANEWS.CO, Bandung - Gelombang protes kembali menyentak pusat pemerintahan Jawa Barat.
Ratusan pekerja pariwisata dari berbagai kota turun ke jalan menuntut keadilan atas kebijakan larangan study tour yang dinilai telah mematikan mata pencaharian mereka.
Baca Juga:
Do’a Bersama di Masjid At-Taqwa Warnai Peringatan HUT ke - 80 TNI di Korem 042/Gapu
Bukan hanya pelaku industri wisata, dampak kebijakan ini juga dirasakan pelaku UMKM, pengusaha transportasi, hingga para pekerja lepas yang menggantungkan hidup dari sektor pariwisata pendidikan.
Senin (21/7/2025), Solidaritas Pekerja Pariwisata Jawa Barat menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran di depan Gedung Sate, Kota Bandung.
Sekitar 50 bus mengangkut para peserta aksi yang menuntut pencabutan larangan kegiatan karyawisata yang diberlakukan oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Baca Juga:
Menuju Destinasi Wisata Kelas Dunia, MARTABAT Prabowo-Gibran Apresiasi Terobosan Transportasi Amfibi di Danau Toba
Koordinator aksi, Herdi Sudardja, menyampaikan bahwa larangan tersebut telah membuat industri pariwisata lumpuh.
Ia menegaskan, pendapatan perusahaan-perusahaan pariwisata anjlok drastis sejak larangan diberlakukan.
"Dari Rp80 juta per bulan (turun) menjadi sekitar Rp30 juta atau sekitar 60 persen. Dengan angka itu, pengusaha tidak bisa untuk membayar cicilan pihak leasing, pihak perbankan," ujarnya.