Menurut penjaga klenteng itu, korban sembahyang tanpa menggunakan hio. Korban hanya sembahyang menggunakan tangan.
Ia mengatakan, tiga orang lainnya masih menunggu di dekat tangga. Hanya satu orang perempuan yang sempat sembahyang di klenteng.
Baca Juga:
Arief Wismansyah Ikuti Penjaringan Bakal Calon Gubernur Banten di PKB 2024
Setelah itu, anak perempuan sempat menaruh uang sebesar Rp 50 ribu. Setelah itu, ia tak tahu perginya keluarga tersebut. Namun, tas bawaan keluarga itu masih tertinggal di kursi kayu dekat tangga darurat.
"Tidak lama (sembahyangnya). Saya tidak tahu habis sembahyang ke mana," kata penjaga klenteng tersebut.
Setelah dari klenteng itu, diduga sekeluarga itu melompat dari lantai 22 apartemen yang masih merupakan halaman klenteng. Keempat orang itu meninggal dunia di lokasi.
Baca Juga:
Dalami Kasus Keluarga Bunuh Diri di Penjaringan, Polisi: Tali Jadi Petunjuk
Sebelumnya diberitakan, aparat kepolisian mengungkapkan empat korban bunuh diri yang melompat dari Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara dalam kondisi tangan terikat ketika jatuh secara bersamaan.
Para korban terakhir menempati salah satu unit di apartemen tersebut sekitar dua tahun lalu sebelum akhirnya kembali kemarin.
“Pada saat terjatuh itu masih dalam kondisi EA (50 tahun) dan JL (15) terikat tangannya dengan tali yang sama. AEL (52) terikat tali yang sama dengan JWA (13), ikatan tali tersebut mengikat,” ucap Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya.