WahanaNews.co| Demi
intensifikasi penelitian di bidang obat-obatan herbal, Kementerian Koordinator
Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) berniat 'menyulap' lahan seluas 500
hektare (Ha) di kawasan Danau Toba, Sumatera Utara, jadi kebun herbal nasional.
Baca Juga:
Gubernur Khofifah: Wujud Program Jatim Sehat Untuk Semua
Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko
Marves Septian Hario Seto menyebut inisiasi dari Menko Marves Luhut Binsar
Panjaitan ini rencananya akan dieksekusi bersama dengan beberapa produsen
obat-obatan herbal. Salah satu perusahaan yang akan diundang dalam proyek ini
adalah PT Dexa Medica.
"Pak Luhut sendiri beliau inisiatif akan buat sekitar
500 Ha di (Danau) Toba kebun herbal. Nanti mungkin akan mengundang produsen
herbal yang sudah ada seperti Dexa Medica untuk kerja sama riset di sana,"
katanya pada webinar KompasTV bertajuk 'Efek Covid-19, Urgensi Ketahanan Sektor
Kesehatan', Senin (21/12).
Selain kerja sama dengan produsen obat herbal, ia mengatakan
pemerintah juga telah berkomunikasi dengan dua universitas ternama China, yakni
Zhejiang University dan Yunnan University.
Baca Juga:
5 Obat Alami Sembuhkan Batuk, Bahannya ada di Dapur
Alasannya, kedua universitas dianggap memiliki kemampuan dan
kemajuan riset atau penelitian herbal yang mumpuni. Pemerintah berharap terjadi
transfer ilmu dari kerja sama tersebut. Pasalnya, universitas Zhejiang telah
menggunakan Artificial Intelligence (AI) dalam pengembangan risetnya.
"Di Zhejiang yang menarik itu mereka mengembangkan
artificial intelligent obat-obat herbal ini dan mengetahui substance kandungan
herbal. Kemudian, dikombinasikan dengan yang lain, jadi mereka tahu ini
treatment (penanganan) untuk apa," imbuhnya.
Kerja sama ini merupakan strategi jangka panjang pemerintah
Indonesia untuk menekan tingkat ketergantungan impor bahan baku obat-obatan.
Septian menyebut, ke depan, Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) atau obat yang
bahan bakunya berasal dan mampu diproduksi di dalam negeri akan menjadi
prioritas.