WAHANANEWS.CO, Bandung - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus memperkuat upaya mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana, terutama menjelang dan selama musim hujan.
Langkah ini menjadi bagian dari komitmen pemerintah daerah untuk melindungi warga dari risiko banjir, longsor, dan bencana lainnya yang kerap muncul akibat curah hujan tinggi.
Baca Juga:
Pemkot Bandung Dukung Langkah Kejari Tangani Dugaan Korupsi, Farhan Tegaskan Komitmen Transparansi
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, menyampaikan bahwa Pemkot Bandung bersama masyarakat, lembaga pemerintah, dan berbagai instansi terkait terus bersinergi membangun sistem tanggap bencana yang cepat, efektif, dan terkoordinasi.
Hal itu disampaikannya dalam kegiatan Talkshow “Waspada, Siaga, Selamat: Membangun Budaya Tanggap Bencana” yang digelar di Kantor RRI Bandung, Jumat (7/11/2025).
“Pemerintah hadir dan siap siaga menghadapi bencana. Kita sudah punya 27 rumah pompa untuk mengatasi banjir di titik-titik rawan. Selain itu, kita juga membangun 14 kolam retensi, dua sedang dikerjakan, dan dua lagi akan dibangun pada tahun 2026. Targetnya ada 30 kolam retensi di seluruh Kota Bandung,” ujar Erwin.
Baca Juga:
Indeks Kepuasan Publik Bandung Naik, Farhan Tegaskan ASN Harus Melayani dengan Hati
Menurutnya, pembangunan berbagai infrastruktur pengendali banjir tersebut dilakukan secara bertahap, disertai dengan edukasi kepada masyarakat agar lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan.
Upaya pencegahan banjir juga dilakukan melalui kerja sama lintas sektor, termasuk dengan lembaga sosial dan komunitas warga.
Erwin menambahkan, Pemkot Bandung mendorong partisipasi aktif masyarakat melalui kegiatan gotong royong membersihkan saluran air, sungai, dan solokan agar aliran air tetap lancar.
“Kita turun langsung ke lapangan bersama warga, membongkar bangunan yang menutup saluran air atau berdiri di atas solokan. Tapi tentu dilakukan secara persuasif. Kalau di pinggir jalan besar kita tindak tegas, tapi kalau di gang-gang kita ajak bicara dulu dengan pengurus kewilayahan,” jelasnya.
Selain fokus pada banjir, Pemkot Bandung juga memperhatikan risiko bencana lain seperti gempa bumi.
Salah satu langkah yang dilakukan adalah menyiapkan program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) anti gempa sebagai bentuk mitigasi struktural.
“Tahun depan kita siapkan 10 rumah contoh Rutilahu anti gempa. Kalau tanahnya bukan milik pribadi, kita upayakan bantuan bisa disalurkan lewat Baznas,” ungkap Erwin.
Untuk mempercepat penanganan darurat di lapangan, Pemkot Bandung telah menyiagakan pompa air mobil yang dapat langsung dikerahkan ke lokasi genangan air.
“Contohnya kemarin di Jalan Waas, ada genangan. Dalam waktu satu jam air langsung surut karena disedot pompa mobil. Jadi kita sudah siap siaga,” tambahnya.
Selain membangun infrastruktur, Erwin mengingatkan pentingnya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan, terutama saat curah hujan tinggi.
“Saya mengimbau warga Bandung yang hobi mancing, tolong jangan memancing di sungai saat musim hujan. Sudah ada korban juga yang hanyut karena arus deras,” pesannya.
Ia juga menekankan agar warga tidak membuang sampah sembarangan karena dapat memperparah banjir.
“Jangan buang sampah sembarangan. Banyak sampah yang menyumbat saluran air dan akhirnya menyebabkan banjir. Sekarang kita sedang normalisasi dan pengerukan sungai karena banyak sedimen dari sampah,” lanjutnya.
Lebih jauh, masyarakat diminta segera melapor bila menemukan tanda-tanda longsor atau erosi di wilayah tempat tinggalnya.
“Kalau ada batu atau tanah yang mulai lepas di tebing sungai, segera laporkan ke RW, lurah, atau kecamatan. Itu bisa jadi tanda awal longsor, supaya bisa cepat kita tangani,” ujar Erwin.
Menutup keterangannya, Erwin mengajak masyarakat untuk terus memperkuat kepedulian lingkungan dan tidak membangun rumah di atas saluran air.
“Jangan bangun rumah di atas saluran air. Di Panyileukan saja sudah ada 84 rumah yang menutup saluran belakangnya. Kita harus berpikir bukan hanya untuk diri sendiri, tapi untuk kepentingan masyarakat banyak,” tuturnya.
Langkah-langkah tersebut menunjukkan bahwa Pemkot Bandung tidak hanya fokus pada penanganan bencana saat terjadi, tetapi juga mengedepankan pencegahan, edukasi, dan partisipasi aktif warga dalam menjaga keselamatan bersama.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]