WAHANANEWS.CO, Jakarta - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung meresmikan Bandung Asia Africa City Network (BAACN) Gallery, sebuah ruang kolaborasi internasional yang diharapkan menjadi pusat penguatan diplomasi kota dan wadah bertemunya gagasan lintas negara.
Peresmian fasilitas ini menjadi langkah strategis Pemkot Bandung untuk memperluas jejaring kemitraan dengan berbagai kota di Asia dan Afrika.
Baca Juga:
9.176 Guru Keagamaan Dapat Insentif, Pemkot Bandung Siapkan Anggaran Rp38 Miliar
BAACN Gallery juga sekaligus diproyeksikan sebagai ruang publik modern yang inklusif, tempat masyarakat dan berbagai pemangku kepentingan dapat berinteraksi serta bertukar ide.
Acara peresmian digelar di Balai Kota Bandung, Rabu (26/11/2025), dipimpin langsung oleh Sekretaris Daerah Kota Bandung, Iskandar Zulkarnain.
Dalam sambutannya, Iskandar menegaskan bahwa keberadaan BAACN Gallery mencerminkan komitmen kuat Bandung dalam membangun kota yang terbuka, berkeadilan, dan mampu merespons tantangan global.
Baca Juga:
Pemkot Bandung Genjot Transformasi Digital Adminduk Menuju Kota Cerdas dan Transparan
“Sebagai kota urban dan metropolitan, Bandung harus menjadi kota yang membuka diri bagi semua kalangan tanpa memandang suku, agama, atau golongan. Inklusivitas adalah fondasi kemajuan kota modern,” ujarnya.
Iskandar menambahkan bahwa keterbukaan sebuah kota turut menunjukkan tingkat kemajuan suatu bangsa.
Karena itu, BAACN Gallery dihadirkan untuk menghidupkan kembali semangat Konferensi Asia Afrika 1955, yang menempatkan Bandung sebagai kota simbol solidaritas, keberanian, dan persahabatan antarbangsa.
“Kini semangat itu kita perluas ke era modern menghubungkan kota dengan kota, masyarakat dengan masyarakat, dan inovasi dengan kebutuhan dunia,” tambahnya.
Lebih jauh, Iskandar menyampaikan bahwa Bandung tidak hanya ingin dikenang sebagai saksi sejarah, tetapi juga berperan aktif sebagai aktor masa depan dalam percaturan global.
“BAACN Gallery akan menjadi tempat pertukaran ide, pusat pembelajaran kebijakan, ruang lahirnya kolaborasi, serta wadah bagi pemerintah, akademisi, komunitas, dan sektor swasta untuk berjejaring secara global,” katanya.
Ia menekankan bahwa kolaborasi antarkota kini menjadi kebutuhan mendesak untuk menghadapi beragam tantangan masa kini, mulai dari perubahan iklim, urbanisasi, transformasi digital, hingga penguatan ekonomi kreatif.
“Tidak ada satu kota pun yang bisa menyelesaikan tantangan global sendirian. Kita membutuhkan jaringan solusi, pertukaran praktik baik, dan kerja sama lintas batas,” tuturnya.
Iskandar optimistis BAACN Gallery akan menjadi ruang lahirnya inovasi baru yang dapat memberikan dampak positif, baik bagi Kota Bandung maupun kota-kota mitra di Asia dan Afrika.
Ia juga mengajak semua pihak untuk memanfaatkan ruang ini secara maksimal.
“Mari pemerintah, akademisi, komunitas kreatif, pelaku bisnis, dan mitra internasional menjadikan ruang ini sebagai tempat belajar bersama dan membangun masa depan kota yang lebih berkelanjutan dan berdaya saing,” ajaknya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Bapperida Kota Bandung, Anton Sunarwibowo, menuturkan bahwa peluncuran BAACN Gallery merupakan puncak dari berbagai inisiatif internasionalisasi Bandung yang telah berlangsung sejak awal tahun.
“BAACN Gallery hadir sebagai ruang interaktif yang menghubungkan nilai historis Konferensi Asia Afrika dengan kebutuhan kolaborasi kota masa kini,” ujar Anton.
Ia menjelaskan bahwa inisiatif ini terintegrasi dengan program Bandung Iconic 2025, yang memperkuat posisi Bandung sebagai kota pusat inovasi dan pertukaran pengetahuan di kancah global.
Anton berharap BAACN Gallery dapat menjadi sarana penguatan solidaritas, pertukaran budaya, dan aksi kolaboratif lintas negara.
“Melalui kegiatan ini, kami berharap dapat membangun komitmen bersama menuju pembangunan berkelanjutan serta memperkuat hubungan antarmasyarakat, meneruskan semangat Bandung ke masa depan,” jelasnya.
Menutup sambutannya, Anton menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung penyelenggaraan kegiatan tersebut dan berharap BAACN Gallery menjadi pusat kolaborasi yang terus berkembang.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]