WahanaNews.co | Amerika Serikat (AS) meluncurkan serangan
udara untuk mendukung pasukan pemerintah Afghanistan, yang berada di bawah
tekanan dari Taliban ketika pasukan asing yang dipimpin AS melanjutkan tahap
akhir penarikan mereka dari negara itu.
Juru
bicara Pentagon, John Kirby, mengatakan kepada wartawan, Kamis (22/7/2021),
bahwa serangan udara mendukung pasukan keamanan Afghanistan dalam beberapa hari
terakhir, tetapi tidak memberikan rincian.
Baca Juga:
China Ancam Serbu Taiwan, Dampaknya Bisa Lebih Dahsyat dari Perang di Ukraina
Juru
bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mengatakan, serangan itu terjadi pada Rabu (21/7/2021) malam, di pinggiran kota selatan
Kandahar, menewaskan tiga pejuang mereka dan menghancurkan dua kendaraan.
"Kami
mengonfirmasi serangan udara ini dan kami mengutuk ini dengan tegas, ini adalah
serangan yang jelas dan pelanggaran kesepakatan Doha, karena mereka tidak dapat
melakukan operasi setelah Mei," katanya, merujuk pada kesepakatan antara AS
dan Taliban yang membuka jalan bagi penarikan pasukan Amerika.
"Jika
mereka melakukan operasi apa pun, mereka akan bertanggung jawab atas
konsekuensinya," imbuhnya.
Baca Juga:
Nuklir Hipersonik Baru Korea Utara 5 Kali Kecepatan Suara, Bisa Hantam Pangkalan AS Dalam Hitungan Menit
Di
bawah kesepakatan penarikan awal antara AS dan Taliban, yang ditengahi
pemerintahan mantan Presiden Donald Trump dan ditandatangani di ibu kota Qatar,
semua pasukan asing diperkirakan akan pergi dari Afghanistan, jika Taliban
memenuhi jaminan keamanan.
Presiden
Joe Biden mengumumkan, April lalu, bahwa pasukan AS akan ditarik pada 11
September, membuat marah Taliban yang mengharapkan penarikan selesai pada Mei.
Sejak
keputusan penarikan Biden, kekerasan telah meningkat tajam dengan militan
melancarkan serangan besar, merebut distrik dan penyeberangan perbatasan
penting serta mengepung atau mendekati beberapa ibu kota provinsi, termasuk
Kandahar.