"Kami sementara upayakan percepatan pembangunan di Pulau Buru adalah fungsi pertama dan kedua. Di antaranya adalah PLTMG Namlea, SUTT Namrole-Namlea, GI Namlea dan GI Namrole," kata Reisal.
Selain itu Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Namlea yang berkapasitas 10 megawatt (MW).
Baca Juga:
Potensi Cuaca Ekstrem Masih Berlanjut hingga Lebaran, PLN Siapkan Langkah Antisipatif
Untuk saat ini progresnya 43 persen, sementara GI Namlea 30 megavolt ampere (MVA) dan GI Namrole 20 MVA masing-masing prosesnyamencapai 80 persen dan 24 persen.
Saat ini, GI Namlea tengah melaksanakan uji grounding, dan akan dilanjutkan dengan tahap uji peralatan utama.
Secara umum, gardu induk berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik sehingga ideal untuk didistribusikan ke pelanggan.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Apresiasi Komitmen Pemerintah Dukung Energi Terbarukan dengan Beri Waktu 30 Tahun Perjanjian Jual Beli Listrik EBT ke PLN
Ia mengakui, transformasi kelistrikan di Pulau Buru sangat penting, karena ketika PLTMG Namlea beroperasi pihaknya tidak bisa mengandalkan jaringan tegangan rendah untuk mendistribusikan listrik hingga ke bagian selatan pulau lantaran akan mengalami susut secara signifikan.
"Selain itu, dengan adanya SUTT ini resiko gangguan jaringan juga berkurang sehingga listrik tidak mudah padam," kata Reisal. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.