WahanaNews.co, Jakarta - Pleno rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 di ruang rapat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Maluku Utara kembali mengalami kericuhan pada Senin (11/3/2024).
Kali ini, insiden kekacauan melibatkan Sumitro, anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Maluku Utara, dan Mohtar Alting, salah satu komisioner KPU Provinsi Maluku Utara.
Baca Juga:
KPU Banten Ajak Semua Pihak Kawal Penghitungan Suara Pilkada 2024 Berjenjang
Keduanya terlibat dalam benturan fisik, dan anggota KPU bahkan melepaskan jaketnya dan melompat dari panggung pleno untuk berkonfrontasi dengan anggota Bawaslu.
Situasi semakin memanas ketika petugas pengamanan KPU berusaha untuk memisahkan keduanya yang terlibat dalam bentrokan tersebut.
Untungnya, puluhan petugas kepolisian dari Polda Maluku Utara yang mengawal jalannya pleno berhasil menenangkan suasana kericuhan tersebut.
Baca Juga:
Bawaslu Kotim Tak Temukan Indikasi Pelanggaran yang Mengarah ke PSU Pilkada 2024
Kericuhan itu bermula saat KPU mengesahkan suara DPRD Provinsi Maluku Utara, dari hasil pleno yang dibacakan oleh KPU Kabupaten Halmahera Selatan.
Sumitro, seorang anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Maluku Utara, segera mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap hasil yang disahkan oleh KPU.
Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan angka-angka pada hasil pleno Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) provinsi di Kecamatan Bacan Selatan, Halmahera Selatan, yang masih ditemukan oleh Bawaslu.