"Kan sudah disuruh bayar nanti 1,5 ikat/1,7ikat/2ikat utk pps. Kalau gk mau bayar ya kalah," cuit akun Rynz Gaze.
"Coba dijelaskan satu saja kejujuran KPU dalam merekrut anggotanya wkwkww. Tanpa uang dan orang dalam jangan berharap masuk, sudahi lah," timpal akun facebook yang menamakan diri Ari Andele Pasaribu Bondar.
Baca Juga:
KPU Kabupaten Rejang Lebong Beri Pelatihan Pemungutan Suara Pilkada Serentak 2024
Selain menghujat dan bersumpah serapah, ada juga netizen yang menyarankan calon PPS yang tidak lulus untuk legowo dan bersabar. Bahkan beberapa diantaranya juga memberi ucapan selamat kepada KPU Tapteng dengan sedikit nada menyindir.
Selain menyerbu media sosial facebook KPU Tapteng, banyak juga netizen yang menumpahkan kekesalannya di dinding facebook masing-masing. Salah satunya akun facebook yang menamakan dirinya Hoby Siregar Silali. Fostingan berbahasa batak ini ditanggapi dengan ragam komentar.
"Nga umborat mambuat PPS sian TNI, bolo mambuat TNI juara 1 wajib lolos. Alai bolo PPS juara 1 kalah. Didia do parsalah ni i ate dongan (Udah lebih berat mengambil TNI, kalau mengambil TNI juara 1 wajib lolos. Tapi kalau PPS juara 1 kalah. Dimananya kesalahannya itu kawan-kawan," kicau Hoby Siregar Silali.
Baca Juga:
KPU Bone Bolango Sosialisasikan Pembentukan Pantarlih untuk Pemilihan Bupati Tahun 2024
Komisioner KPU Tapteng Divisi SDM dan Parmas, Fahri Zulamin Rambe yang dikonfirmasi di kantornya, membantah isu kolusi dan transaksional yang beredar. Menurutnya, perekrutan PPS dilakukan secara profesional, terbuka dan akuntabel. Untuk seluruh tahapan, KPU Tapteng selalu meminta tanggapan serta masukan dari masyarakat
"Isu yang beredar tidak bisa dipertanggungjawabkan. Perekrutan badan adhoc PPS dilakukan secara terbuka. Kami pastikan tidak ada neko-neko dalam hal perekrutan. Artinya,
kami sudah melakukan perekrutan secara profesional. Kawan-kawan media agar lebih bijak memilah apa yang terjadi sebenarnya di lapangan," jawabnya.
[Redaktur : Alpredo Gultom]