"Mau dijual sayang, tapi kalau ada yang menawar dengan harga sesuai bakal dilepas juga," ujar Wisnu semringah.
Wisnu memiliki dua kapal, namun satu yang masih aktif beroperasi. Kekurangan kru menjadi alasan kapal lain milik dirinya masih menganggur.
Baca Juga:
Bobi Candra, Bos Tambang Ilegal dengan Kerugian Negara Rp 556 Miliar, Dibekuk di Jakarta
Tak sedikit uang yang digelontorkan para pemilik modal untuk mengoperasikan kapal pemburu harta karun. Satu unit perahu seharga Rp14-15 juta. Wisnu harus merogoh kocek Rp4-5 juta untuk membeli kompresor yang digunakan sebagai alat pemasok oksigen para penyelam. Mesin diesel, minimal tiga unit, digunakan untuk menggerakkan kapal, kompresor, dan mesin pompa. Satu unit mesin diesel seharga Rp 6 juta.
Masker oksigen seharga Rp500 ribu pun harus dibeli bekas karena membeli barang baru mahal. Sehari, operasional yang dibutuhkan untuk membeli solar dan uang makan para kru kapal sebesar Rp300 ribu. Belum lagi kapal yang rata-rata usianya hanya 4-5 tahun perlu peremajaan atau bahkan membeli baru bila tak bisa digunakan kembali.
"Kalau hasil tidak sepadan tidak mungkin juga kami bertahan jadi penyelam. Minimal bisa mengisi perut sehari-hari bisa bertahun-tahun jadi penyelam. Mesin-mesin juga perlu perawatan, jadi modal untuk mencari barang-barang ini memang tidak kecil juga," kata Wisnu. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.