WahanaNews.co |
Semburan lumpur muncul di Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten
Cirebon, Jawa Barat.
Kejadian munculnya semburan lumpur ini sudah
terjadi sejak lama.
Baca Juga:
BMKG Dorong Langkah Kolaboratif Atasi Perubahan Iklim di WWF 2024
Namun, belum ada penelitian mendalam tentang
kandungan kimia yang ada di lokasi semburan.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon, Alex
Suheriyawan, mengaku akan berkoordinasi dengan pihak terkait lainnya untuk
meneliti fenomena semburan lumpur yang terjadi di Desa Cipanas.
"Kita akan kontak pihak terkait, misalnya
BMKG, SDM Provinsi Jabar, PVMBG Jabar, dan terutama BPBD Jabar," kata Alex,
usai meninjau lokasi semburan, Selasa (1/6/2021).
Baca Juga:
BMKG: Gelombang Rendah di Merak-Bakauheni Selama Lebaran 2024
Alex mengatakan, dengan adanya penelitian
mendalam tentang kandungan kimia yang ada di lokasi semburan, maka pemerintah
bisa menentukan kebijakan untuk ke depannya.
Ia berharap, semburan lumpur itu bisa
dimanfaatkan secara positif.
Menurutnya, semburan lumpur tersebut diduga
mengandung belerang dan fosfor.
"Saat ini, dampak yang terjadi adalah bau
belerang yang menyengat," kata Alex.
Sementara itu, salah seorang pegawai Desa
Cipanas, Yayan Ahmad Sidik, mengatakan, selama ini belum ada pihak terkait yang
meneliti semburan lumpur.
Pihaknya hanya mengimbau warta sekitar untuk
tak bermain api di lokasi semburan.
"Penanganan belum ada. Selama ini paling
imbauan dari pemerintah kepada masyarakat," kata Yayan.
Sementara itu, kata Yayan, warga mulai mengeluhkan
bau menyengat belerang.
"Bau (belerang) aja keluhannya. Kalau
setiap pagi warga itu merasakan bau belerang yang menyengat sekali," kata
Yayan.
Semburan lumpur ini muncul sekitar empat bulan
lalu.
Sebelumnya, semburan lumpur juga sempat muncul
di lokasi yang berbeda. Jaraknya sekitar 10 meter dari lokasi saat ini.
"Dulu itu ada, kemudian ditutup sekitar
2014. Beberapa tahun muncul lagi, kemudian ditutup. Dan, sekarang muncul lagi,
baru empat bulanan," kata Yayan. [qnt]