Berdasarkan hasil pemeriksaan oleh Tim Inafis Polres Bantul dan jajaran Polsek Kasihan, korban diduga depresi lantaran malam hari sebelum kejadian SM menenggak obat sakit kepala 20 butir sekaligus.
Dugaan ini diperkuat dengan temuan kemasan obat sakit kepala tersebut dan keterangan saksi lain yang merupakan rekan korban di asrama.
Baca Juga:
Pemerintah Kota Yogyakarta Berkomitmen Wujudkan Three Zero HIV/AIDS pada Tahun 2030
"(Saksi mengetahui korban) teriak menangis histeris, dan sempat di tolong dibawa ke rumah sakit untuk bantuan medis dan obat sakit kepala berhasil di muntahkan. Dari voice note yang dikirim, korban berkeinginan mengakhiri hidup, dan setelah kembali ke asrama, pagi harinya korban tidur di salah satu kamar di lantai IV," urai Jeffry.
Informasi lain yang memperkuat dugaan bunuh diri ini adalah keterangan saksi yang menyebut korban sempat bertanya apa akibat jika terjatuh dari lantai IV gedung asrama kampus
"Pernah berkata pada rekannya kalau jatuh dari lantai IV mati apa tidak, sehingga dugaan korban bunuh diri karena depresi dengan lompat dari lantai IV asrama dan membentur genting dan lantai konblok," papar Jeffry.
Baca Juga:
Pemerintah Kota Yogyakarta Himbau Masyarakat Waspadai Tawaran Penipuan Terkait CPNS
Saat ini jenazah korban masih berada di RS PKU Muhammadiyah Gamping. Polisi masih mengumpulkan keterangan saksi termasuk petunjuk lain seperti rekaman kamera pengawas atau CCTV serta jejak percakapan di ponsel korban guna memastikan dugaan bunuh diri.
Menurut Jeffry, selain dengan kampus saat ini polisi juga sedang berkoordinasi dengan pihak keluarga korban.
[Redaktur: Sandy]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.