WahanaNews.co | Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Buton melalui UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) telah menjumpai 15 anak kelas 3 SDN 50 Buton.
Mereka adalah siswa korban makan sampah plastik makanan yang diperintahkan oknum guru di sekolah yang terletak di Desa Winning, Kecamatan Pasarwajo.
Baca Juga:
Museum Lambung Mangkurat Catat 276 Peserta Tradisi "Baayun Maulud" Rabiul Awal
Tim psikolog DP3A Buton turun tak lama saat kejadian itu viral di media sosial, tepatnya akhir Januari lalu. Bukan hanya sekali, kunjungan ke beberapa rumah korban dilakukan lebih dari sekali, dalam rangka memberikan motivasi dan dorongan agar anak-anak Kembali bersemangat dan bangkit dari trauma.
Kepala UPTD PPA Buton, Nerayani Pempe mengatakan, hasil laporan tim psikolog yang diturunkan langsung ke lokasi, dari 15 anak itu, ada satu anak berinisial DS yang mengalami trauma berat pascainsiden tersebut.
“Anak yang orang tuanya melaporkan kasus ini ke ke Polres Buton memang kami lihat agak berat kondisinya (trauma berat), dan kasus ini masih berproses di Polres,” ungkap Nerayani, Selasa,(8/2/2022).
Baca Juga:
Anggota DPRD Kota Banjarmasin Usulkan Perwali untuk Penarikan Retribusi Uji KIR
Nerayani menyangkan keluarga korban tidak melapor ke UPTD PPA lebih dulu, sebab menurutnya anak-anak korban kekerasan perlu perlakuan khusus dan pendampingan agar tidak mengalami trauma berkepanjangan.
“Jalurnya kalau ada kasus melapor dulu ke UPTD, dari sini akan diproses dan dilanjutkan ke pihak selanjutnya apakah di kepolisian atau pihak lainnya,” bebernya.
“Ini kebanyakan orang tua yang anaknya jadi korban terbawa emosi cenderung lari ke kepolisian untuk mengadu tanpa memikirkan kebutuhan anaknya ini apa, seperti pendampingan psikologisnya,” sambungnya.
Kendati telah berproses di Kepolisian, PPA Buton tetap tetap turun ke keluarga korban untuk memberikan pendampingan dan motivasi kepada anak-anak. [qnt]