WahanaNews.co | Proses deportasi 10 warga negara asing (WNA) di wilayah Jawa Tengah terpaksa ditunda hingga tahun depan. Langkah ini diambil karena terjadi penutupan jalur penerbangan internasional selama pandemi Covid-19.
"Sepuluh WNA saat ini kita tampung di Rundenim Semarang. Mereka tertahan tidak bisa pulang karena tidak ada penerbangan menuju negaranya masing-masing. Baru bisa kita pulangkan tahun 2022 mendatang," kata Kepala Rundenim Semarang, Retno Mumpuni di Semarang, Jumat (8/10).
Baca Juga:
Terduga Teroris di Tiga Lokasi Ditangkap Densus di Jateng
Dia menyebut setiap warga asing yang dideportasi biasanya memerlukan waktu persiapan selama tiga hari. Untuk sementara ini, pihaknya memastikan 10 warga asing yang berada di kantor Rudenim dipasok kebutuhan hidup yang layak.
"Tahun 2021, kita mencatat ada 13 warga asing yang dideportasi ke negara asalnya. Sekarang masih menyisakan 10 orang lagi yang masih ditampung di Rudenim, kita masih menunggu pembukaan rute maskapai penerbangannya, untuk kemudian mereka dideportasi tahun depan," tuturnya.
Sejumlah warga asing yang sudah dideportasi mayoritas berasal dari Nigeria. Sisanya dari Aljazair, Peru, Thailand dan Lesotho.
Baca Juga:
Kemensos Lakukan Pendampingan Menyeluruh Kasus Rudapaksa di Demak Jateng
Mereka tersangkut berbagai kasus di Jawa Tengah, seperti penyalahgunaan obat-obatan terlarang, pencurian, pelanggaran UU Kesehatan, serta izin tinggal melebihi batas waktu yang ditentukan (overstay).
Warga asing yang hendak dideportasi paling tidak menghuni Rudenim selama setahun. Karena itu, Retno menghimbau agar warga asing tidak terlibat persoalan hukum dan mematuhi berbagai aturan dan kebijakan yang berlaku di Indonesia.
"Kita tegaskan semua warga asing harus tertib dokumen. Jangan ada yang melanggar aturan undang-undang. Bagi para pengungsi juga tidak boleh bekerja di sini," pungkasnya. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.