Pada bulan Oktober dan November 1952 saja, Haji Uba memproduksi tanduk dari Kampung Inggris berjumlah total 46.908 produk.
Bahkan pada 1936, kerajinan itu diikutsertakan dalam Jaarbeurs (pameran) tahunan di Bandung pada 27 Juni sampai 12 Juli 1936.
Baca Juga:
Kejar Keadilan Anak Di-bullying di Sekolah, Orangtua Asal Sukabumi Ngadu ke Gubernur
"Industri Soleiman ini bertahan hingga tahun 1950-an. Kunjungan-kunjungan orang asing ini terjadi pasca kemerdekaan dimana banyak orang Eropa mengenal kerajinan ini sebagai kerajinan yang luxury alias mewah dan unik sebagai artikelen made in Indonesia," ujarnya.
Uniknya, warga kampung tidak bisa membedakan kewarganegaraan para tamu. Padahal tamu yang datang berasal dari berbagai negara seperti Belanda, Inggris, Swedia, hingga Jerman.
Dia melanjutkan, warga Eropa menyebut kampung ini dengan Horn and Bones Industry.
Baca Juga:
Kedapatan Polisi, Ambulans Bawa Rombongan Wisawatan di Sukabumi
Sedangkan warga setempat mengenal para orang asing itu dengan istilah bule. Tak peduli dari mana negara asalnya, mereka juga menganggapnya berasal dari Inggris.
Karena sering didatangi orang 'Inggris' inilah daerah ini kemudian dijuluki Kampung Inggris.
"Pokoknya orang bule disebut orang Inggris. Akhirnya karena sering dikunjungi, maka disebutlah Kampung Inggris," ucapnya. [ast]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.