WahanaNews.co, Jakarta – Terkait hilangnya alat deteksi di Gunung Marapi, Sumatera Barat, Dosen Fakultas Geologi dari Universitas Padjadjaran Dicky Muslim mengungkapkan siapa yang harus bertanggung jawab,
Pernyataan ini berkenaan dengan hilangnya alat deteksi dini erupsi yang berada di Stasiun Guguak Solang (GGSL), 8,5 kilometer dari puncak Gunung Marapi beberapa waktu lalu, meski Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengatakan alat deteksi ini sudah kembali beroperasi.
Baca Juga:
Dampak Erupsi Gunung Lewotobi, Bandara Bali Batalkan 90 Penerbangan Dalam Sehari
Ia menjelaskan manajemen gunung api di Indonesia cenderung tumpang tindih. Artinya, beberapa lembaga dan kementerian punya tanggung jawab di gunung api.
"Beberapa kementerian punyak tupoksi manajemen di situ, seperti Kementerian Lingkungan Hidup, ESDM, Kemendagr, Pemerintah Kabupaten," kata dia melansir CNN Indonesia, Jumat (8/12/2023).
Ia menjelaskan biasanya penanggung jawab alat deteksi dini erupsi menjadi tanggung jawab lembaga yang memasang alat.
Baca Juga:
Peduli Erupsi Lewotobi, PT DLU Kolaborasi dengan BHS Salurkan Bantuan dan Evakuasi Warga
Dicky juga menjelaskan, setiap gunung api aktif tidak hanya memiliki satu alat deteksi, melainkan beberapa alat sebagai cadangan.
Di antaranya dalam bentuk visual, penginderaan jauh, geofisika dan geokimia. Namun tergantung instansi yang berkepentingan untuk pengadaannya di setiap instansi.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua Tim Kerja Gunung Api PVMBG Kementerian ESDM Ahmad Basuki menampik adanya kehilangan alat deteksi dini erupsi di Gunung Marapi.
"Yang hilang hanya dua aki saja, bukan sensornya. Jika yang dicuri aki itu bisa langsung diganti karena umumnya ada cadangan aki di pos pantau," kata Ahmad.
Ia mengklaim umumnya jika ada kerusakan alat deteksi erupsi langsung diganti oleh oleh petugas penjaga, baik sensor alat maupun komponen lainnya.
Sebelumnya, Kepala PVMBG Hendra Gunawan mengaku alat deteksi dini erupsi beroperasi normal saat Gunung Marapi, Sumatera Barat Meletus pada Minggu (3/12).
Sebelumnya, alat deteksi dini Gunung Marapi yang sempat dicuri kembali disorot usai letusan gunung api itu menelan puluhan korban.
"Aman, semua alat beroperasi," kata Hendra.
Alat deteksi ini sempat disorot Wakil Presiden Ma'ruf Amin usai peristiwa erupsi Gunung Marapi menimbulkan korban Jiwa. Ia mengau mendengar laporan pencurian alat deteksi di Stasiun Pemantauan Gunung Marapi.
Kantor SAR Kota Padang sebelumnya mencatat 75 pendaki berada di Gunung Marapi, Sumatera Barat saat terjadi erupsi.
Dari total 75 pendaki yang terdata berada di Gunung Marapi saat erupsi, tercatat ada 52 orang yang selamat, sementara 23 pendaki lainnya dinyatakan meninggal dunia.
[Rdaktur: Alpredo Gultom]