WahanaNews.co | Untuk menekan laju kenaikan harga beras di pasaran, Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Kantor Cabang Bondowoso, Jawa Timur (Jatim), menggelontorkan 30 ton beras medium lewat Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Pemimpin Cabang Perum Bulog Bondowoso, Muhammad Ade Saputra, mengatakan bahwa operasi pasar dalam rangka menekan kenaikan harga beras dilaksanakan sejak awal Januari 2023 di wilayah kerjanya (Bondowoso dan Situbondo).
Baca Juga:
Caleg Bondowoso yang Ingin Jual Ginjal untuk Kampanye Cuma Raih 43 Suara
"Jadi, sejak awal tahun hingga hari ini kami sudah menggelontorkan sebanyak 30 ton beras di Bondowoso maupun Situbondo, melalui jaringan pasar maupun pengecer," kata Ade Saputra.
Menurut dia, operasi pasar melalui Program SPHP ini dilakukan oleh Bulog seiring harga beras di pasaran mencapai Rp 12 ribu hingga Rp 12.500 per kilogram, sementara harga eceran tertinggi (HET) beras medium, yakni Rp 9.450 per kg.
Dalam operasi pasar ini, Bulog mendistribusikan ke para pedagang beras atau toko-toko kelontong dan pedagang menjual beras sesuai harga eceran tertinggi, yakni Rp 9.450 per kg.
Baca Juga:
Kiai dan Guru Ngaji Bondowoso Kumpul Doakan Kemenangan Prabowo-Gibran di Pemilu 2024
Operasi pasar guna menekan harga beras lewat Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan ini, kata Ade Saputra, akan terus dilakukan hingga harga beras di pasaran kembali stabil.
"Selama pelaksanaan operasi pasar menekan harga beras ini mendapatkan respons positif dari masyarakat. Tentunya kami akan terus melaksanakan operasi pasar di wilayah kerja, berkoordinasi dengan pemerintah daerah," kata dia dikutip dari RepJgja, Jumat (3/2/2023).
Ade Saputra meminta masyarakat agar tidak terlalu khawatir karena Perum Bulog Kantor Cabang Bondowoso yang juga membawahi Situbondo menjamin ketersediaan beras di masyarakat dengan harga terjangkau meskipun saat ini di pasaran ada sedikit mengalami kenaikan harga.