Dengan maraknya aktivitas ternak ikan menggunakan jaring apung, Fauzan mengungkap ikan endemik semakin jarang ditemui lantaran sulit berkembang biak.
Seperti contohnya ikan bada dan ikan riruak. Kedua jenis ikan itu merupakan hewan enedemik, yang hanya ada di Danau Maninjau.
Baca Juga:
Pemerintah Aceh Bagikan 7,5 Ton Ikan Segar Cegah Inflasi dan Stunting
"Beberapa tahun terakhir ini karena kualitas airnya jelek tadinya ikan masih ada sekarang makin sedikit. Harganya bisa ratusan ribu padahal dulu hanya puluhan ribu," tuturnya.
Sebelumnya 500 ton ikan di Tanjung Raya Danau Maninjau mati mendadak dan mengapung di atas permukaan air. Salah satu penyebab kematian itu diduga berkaitan dengan cuaca ekstrem yang melanda Sumbar.
Camat Tanjung Raya, Handria Asmi mengatakan matinya ikan di dalam KJA itu sudah terjadi beberapa waktu terakhir. Adapun penyebab kematian ikan diduga karena cuaca yang sering berubah-ubah. Kadang panas atau tiba-tiba hujan deras dengan angin kencang.
Baca Juga:
Program Makan Gratis, Menteri KKP: Menu Ikan Harus Disesuaikan dengan Wilayahnya
Cuaca buruk itu kata Handria juga disebabkan oleh musim pancaroba yang terjadi pada bulan November hingga Februari. Sehingga menimbulkan fenomena upweeling atau penurunan tekanan dan kenaikan air di dalam danau. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.