WahanaNews.co | Bencana
tanah longsor yang terjadi di Dusun Bojongkondang, Desa Cihanjuang, Kecamatan
Cimanggung, Kabupaten Sumedang, menelan banyak korban. Hingga kini petugas SAR
gabungan masih terus mencari korban yang tertimbun. Hingga Minggu (10/1/2021)
pukul 16.00 WIB, telah ditemukan 13 korban dalam keadaan meninggal dunia dan 27
korban lainnya masih dalam pencarian.
Baca Juga:
Lansia 90 Tahun Ditemukan Tewas Tertimbun Longsor di Tarakan
Petaka itu terjadi pada Sabtu (9/1) sore. Pada longsoran
pertama dilaporkan 14 rumah rusak berat dan delapan warga dilaporkan hilang.
Petugas pun bergegas melakukan tindakan, nahas di tengah proses asesmen dan
evakuasi korban terjadi longsor susulan pada malam harinya. Longsor susulan itu
tak hanya menyebabkan kerusakan yang lebih besar, tetapi juga menelan lebih
banyak korban.
Kepala Basarnas Bandung Deden Ridwansyah mengatakan, pada
Minggu (11/1) pukul 16.00 WIB, proses pencarian korban dihentikan sementara
karena dikhawatirkan terjadinya longsor susulan. Seperti diketahui intensitas
hujan cukup tinggi dan rawan terjadinya pergerakan tanah. Jika memungkinkan,
kata Deden, pencarian akan dilanjutkan hari ini, Senin (11/1).
"Hingga pukul 17.30 WIB total korban yang berhasil
dievakuasi berjumlah 13 orang dalam keadaan meninggal dunia, 25 selamat (3
dievakuasi tim SAR Gabungan dan 21 menyelamatkan diri) dan dalam pencarian
total 27 dengan rincian 6 sesuai data awal dan penambahan 21 sesuai dengan
laporan masyarakat ke posko," kata Deden dalam keterangan resminya.
Baca Juga:
Pencarian Korban Longsor di Karo Berakhir Duka, 10 Warga Ditemukan Tewas
Kejadian ini tak hanya menelan korban dari pihak sipil,
longsor susulan yang terjadi dengan cepat menewaskan Danramil Kecamatan
Cimanggung Kapt Inf Setio Pribadi dan Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik
BPBD Kabupaten Sumedang Yedi yang tengah melakukan penanggulangan bencana.
Tak Layak Huni
Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir mengakui jika kondisi di
perumahan Pondok Daud yang bertepatan di Kampung Bojongkondang, Desa
Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang itu tidak layak dijadikan
tempat tinggal.
Menurut Dony, hal itu dilihat dari kondisi tanah di lereng
tersebut sangat labil dan gembur, sehingga lokasi di komplek perumahan tersebut
tidak layak dijadikan hunian. Untuk itu, pihaknya akan menjadikan peristiwa ini
menjadi bahan evaluasi Pemerintah Kabupaten Sumedang dalam mengeluarkan
perizinan.
"Jangan sampai ada lagi pembangunan di lereng seperti
ini, sudah harus di-cut ke depannya. Dilihat secara sepintas kan tidak layak
ada bangunan di lereng seperti ini," ucap Dony saat meninjau lokasi
longsor, Minggu (10/1).
Bahkan pihaknya akan mengkaji kembali terkait perizinan
pembangunan perumahan tersebut. Menurutnya, izin tersebut dikeluarkan pada
tahun 2017, tepatnya sebelum ia menjabat sebagai bupati Sumedang.
"Saya akan mengkaji lagi perizinannya, ini izinnya
tahun 2017 kalau gak salah. Dulu perizinannya seperti apa," ucapnya.
Dony mengaku bahwa pihaknya sudah memanggil dinas terkait,
untuk menghentikan izin pembangunan yang tidak sesuai dengan kriteria atau
tepatnya yang berada di atas lereng dengan tingkat kemiringannya curam.
"Saya sudah menugaskan beberapa bukan ke belakang agar DPMPTSP (Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu) untuk menyetop kegiatan
perumahan yang akan berdampak bencana," kata Dony.
Sementara ini, Dony akan melihat perkembangan dari peristiwa
ini, bahkan dirinya berencana memindahkan lokasi perumahan tersebut ke tempat
yang lebih aman.
Harapan Keluarga
Korban
Keluarga korban longsor di Cimanggung Sumedang berharap
anggota keluarganya segera ditemukan. Mereka terus berada di posko bencana
sekitar lokasi untuk menunggu proses evakuasi.
Salah satunya, Betty (41), dia masih menunggu kabar anggota
keluarganya yang diduga tertimbun material longsor. Hingga saat ini masih belum
ada kabar dari petugas maupun pihak lainnya.
Kata Betty, adiknya bernama Mercy dan ketiga anaknya
dipastikan tertimbun longsor saat berada di dalam rumah. "Saya sudah dari
kemarin, ada kabar adik saya terkena bencana langsung ke sini. Jadi ada 4 orang
keluarga saya yang jadi korban," ujar Betty saat ditemui di posko bencana,
Minggu (9/1).
Hingga kini dikatakan Betty, belum ada kabar terkait adiknya
tersebut. Ia memastikan adiknya tersebut tertimpa longsor yang pertama.
"Rumah adik saya itu tepat berada di atas, waktu
kejadian longsor pertama rumahnya tertimbun semua," tutur Betty dengan
wajah yang gelisah.
Danramil
Cimanggung-Petugas BPBD Jadi Korban
Sama dengan Betty, Minton (49) keluarga lainnya berharap
keluarganya dapat segera ditemukan. Pasalnya hingga sampai saat ini belum ada
titik terang terkait lokasi anggota keluarganya yang hilang.
"Saya berharap cepat-cepat ditemukan karena kasihan
kan, dia tertimbun longsor bersama anak-anaknya. Namun lihat saat ini kondisi
cuaca sedang hujan pencarian dihentikan sementara," ujar Minton. [dhn]