Begitu bertemu korban dan suaminya, Nia cs memaksa korban makan garam yang mereka bawa. Nia juga memandikan korban dengan ramuan daun marungga sambil memaksa korban menunjukkan tempat menyimpan nama Yanser.
Korban tetap tidak mengakui. Korban berterus terang kalau ia bukan tukang santet, atau suanggi. Saat itulah mereka mulai menganiaya korban. Nia dan Yanser menampar wajah korban berulang kali.
Baca Juga:
Lewat Santet, Kelompok Yahudi Ukraina Ancam Bikin Putin Menderita hingga Tewas
Sementara Melki memukul korban dari belakang. Sedangkan Doni diduga menendang korban di bagian dada hingga mengalami patah tulang.
Karena terus dipaksa dan dianiaya, korban pun terpaksa mengaku menyimpan nama Yanser untuk didoakan. Saat itu korban sudah luka parah.
Nia cs meminta bantuan Nandes yang mengendarai mobil untuk membawa korban ke anggota tim doa, Ibu Sele di daerah Raknamo Kabupaten Kupang.
Baca Juga:
Ini Ciri Pengguna Ilmu Pelet, Ada di Sekitar Anda?
Mereka memaksa korban mengakui perbuatannya kemudian membawa korban ke gereja. Melki mengakui kalau saat itu Ibu Sele memberikan ramuan penangkal untuk diminum korban, namun saat pulang ke rumah, korban membuangnya.
Saat itu korban sudah luka dan kesakitan sehingga setelah berdoa dan ke gereja, Nia cs membawa pulang korban ke rumahnya tanpa diobati.
Korban pun tidak ke rumah sakit dan hanya tidur di rumah selama 10 hari hingga ajal menjemputnya pada tanggal 18 Mei 2021.