Saat itu, Jeje mengaku sedang marah. Dan wajar kalau marah, karena segel itu simbol kehormatan. Bukan hanya kehormatan Pemda tapi termasuk para alim ulama yang waktu itu masang berbarengan.
"Tapi dia (Ujang Bendo) masih ngeyel, terus seperti biasa orang Sunda kalau ngeyel terus diusap mukanya bukan dijotos atau ditonjok."
Baca Juga:
Cemarkan Nama Baik, Akun TikTok Penyebar Video Cekik Pramugari Dipolisikan
"Kamu ngeyel terus, sok jagoan kamu. Udah itu, saya mundur tapi mungkin anak-anak yang ikut saya ada yang tersinggung sehingga ada yang mukul," ujarnya.
Ujang Bendo Lapor Polisi
Nandang Suhendar (52), atau biasa dikenal dengan nama Ujang Bendo mengaku melaporkan Bupati Pangandaran ke polisi atas apa yang dialaminya.
Baca Juga:
Respons Bahlil Terkait Kader Golkar Megawati Zebua Cekcok dan Diduga Cekik Pramugari di Pesawat
"Kami, tidak lebih atau kurang. Mungkin pada saat itu Bupati kecewa karena saya menyobek stiker (segel) Pemda menutup sementara kafe (warung remang-remang)," ujar Ujang kepada sejumlah wartawan di rumahnya di Pangandaran, Minggu (1/1/2023) sore.
Setelah penutupan sementara itu, pihaknya sudah pernah beraudensi dua kali ke Komisi I dan IV DPRD Kabupaten Pangandaran.
"Tapi, sampai saat ini belum ada jawaban yang tepat, enggak ada solusi. Akhirnya, saya mewakili warung-warung hiburan malam maka saya sobek stiker (segel) tersebut."