WAHANANEWS.CO, Jakarta - Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di bawah Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menyelenggarakan program webinar bertajuk Aksi Ilmuwan Cilik sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Hari Anak Nasional 2025.
Program ini bertujuan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir ilmiah anak usia dini melalui pendekatan bermain yang menyenangkan dan edukatif.
Baca Juga:
Kemendikdasmen Tetapkan "Hari Belajar Guru", Satu Hari Khusus untuk Pengembangan Diri
Selain itu, kegiatan ini juga mendorong minat serta bakat anak dalam bidang STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, Mathematics), yang menjadi dasar penting dalam membangun kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTs) sejak dini.
"Secanggih apapun yang akan kita rancang untuk anak-anak, terutama anak PAUD, harus dipastikan sesuai dengan bakat, potensi, dan minat mereka serta perkembangan psikologis anak-anak kita," ujar Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen) Kemendikdasmen, Gogot Suharwoto dikutip dari Antara, Kamis (17/04/2025).
Gogot juga menekankan pentingnya tiga prinsip dalam praktik pembelajaran mendalam (deep learning), yakni pembelajaran yang menggembirakan (joyful), bermakna (meaningful), dan penuh perhatian (mindful).
Baca Juga:
Kemenag Gratiskan PPG Daljab, PPG Mapel Umum Dijadwalkan Mei 2025
Prinsip-prinsip ini dinilai penting agar proses belajar dapat berjalan secara optimal, sesuai dengan perkembangan dan minat anak.
Lebih lanjut, ia menjelaskan pentingnya menumbuhkan kemampuan berpikir kritis pada anak-anak usia dini dengan tetap memperhatikan fitrah mereka yang suka bermain.
Gogot juga mengingatkan bahwa setiap kegiatan pembelajaran harus disesuaikan dengan bakat, potensi, minat, serta tahap perkembangan psikologis anak.
Pada kesempatan yang sama, Direktur PAUD Kemendikdasmen, Nia Nurhasanah, menyampaikan bahwa anak usia dini memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, dan hal ini perlu terus diasah agar menjadi bagian dari karakter anak hingga dewasa.
Pendekatan sains, menurut Nia, sebaiknya dilakukan melalui proses mengamati objek, mencari tahu, dan menyampaikan pendapat berdasarkan pemikiran anak, yang perlu diterapkan dalam proses pembelajaran untuk membentuk karakter ilmuwan cilik.
"Ilmuwan cilik perlu dikembangkan karena dapat menanamkan pemikiran inovatif sejak dini yang dapat menjadi dasar bagi pengembangan kapasitas inovasi dan juga teknologi pada masa depan," ungkap Nia.
Ia juga menambahkan bahwa konsep-konsep sains dan teknologi dapat diperkenalkan secara sederhana.
“Pengenalan sains pada anak usia dini bukan semata-mata mempelajari konten, tetapi juga menumbuhkan sikap kritis, rasa ingin tahu, ketelitian, eksplorasi, serta berpikir teratur dan sistematis melalui eksperimen yang menyenangkan," ujar Nia.
Dengan pendekatan yang menyenangkan dan berbasis eksperimen, anak-anak diharapkan tumbuh menjadi calon inovator yang mampu berkontribusi bagi kemajuan bangsa.
Program ini tidak hanya mendukung aspek kognitif anak, tetapi juga membentuk karakter dan kesadaran global mereka sejak dini.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]