Selain diajari cara memecahkan masalah melalui berbagai permainan, Bagus pun didukung oleh Sutisna untuk belajar bahasa. Menurut sang ayah, bahasa menjadi penting karena dapat menjembatani anaknya ke dunia luar.
Sutisna menuturkan ketika masih kecil, Bagus mempunyai cita-cita menjadi tentara dengan alasan ingin mengabdi untuk negara. Namun, seiring berjalannya waktu Bagus menaruh minatnya di teknologi permainan.
Baca Juga:
Bupati Nias Barat Bakal Terapkan Digitalisasi Layanan di Sektor Kesehatan dan Pendidikan
"Ya mungkin semangat Bagus mengabdi kepada negara bisa dilakukan dengan cara yang berbeda. Tidak mesti harus jadi tentara," kata Sutisna.
Harapan Bagus dengan mengikuti program IISMA tersebut adalah bisa mengembangkan permainan yang bagus setelah ia pulang belajar dari Negeri Paman Sam tersebut. Terlebih ia telah mempelajari cara membuat dan mengembangkan teknologi permainan selama berkuliah.
Ia mengharapkan kombinasi antara kompetensi yang ia dapat selama berkuliah dan ilmu AI yang nantinya akan Bagus pelajari di University of Missouri Kansas City bisa membuahkan karya yang punya banyak manfaat.
Baca Juga:
Rapor Merah Pendidikan: 78 Persen Sekolah dan 96 Persen Kampus Toleransi Budaya Menyontek
"Saya harap semoga ilmu yang saya dapatkan nanti bisa berkontribusi kembali kepada keluarga, Polimedia, dan juga Indonesia," ujar Bagus. [Tio/Detik]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.