Gandrung dan Windi mengaku sempat grogi karena untuk pertama kalinya ia berinteraksi secara langsung dengan orang-orang dari Eropa.
"Benar-benar grogi dan kaku sekali, jadi setiap ada pengunjung seketika yang ingin saya ucapkan tidak keluar dari mulut," kata Windi.
Baca Juga:
Edy Rahmayadi Kampanye Akbar di Labura: Fokus pada Pendidikan, Kesehatan, dan Infrastruktur
Namun, Gandrung dan Windi perlahan menyesuaikan dan dapat mengenalkan proyek Sabda Alam dengan lancar kepada para pengunjung. Windi juga menjelaskan detail proyek animasi para siswa tersebut.
Selain menjadi pengalaman baru, Ali, salah satu siswa, mengaku dapat banyak pengetahua baru dari berpameran.
"Pada awalnya saya lumayan ragu, tetapi saat saya mulai berinteraksi dengan para pengunjung, keraguan tersebut menghilang. Ternyata berinteraksi dengan para pengunjung adalah hal yang sangat seru," kata Ali.
Baca Juga:
Pj Wali Kota Madiun Resmikan Sekolah Terintegrasi untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan
Ali bercerita, ia sempat bertemu dengan graphic designer yang mengagumi karya Sabda Alam. Graphic designer itu juga berpesan kepada Ali bahwa sebuah karya harus dikerjakan berdasarkan passion agar hasilnya bisa maksimal.
"Mereka sangat terkagum bahwa murid-murid semuda kami dapat menghasilkan animasi seperti ini," kata Ali.
Dirjen Pendidikan Vokasi Kiki Yuliati mengatakan, eksposur internasional seperti pameran ini diharapkan dapat memupuk kebanggaan dan rasa percaya diri siswa agar teru berkarya hingga mendunia.