"Yang paling mengejutkan bagi saya adalah bahwa apa pun yang kami lakukan untuk menghilangkan efeknya, efeknya tetap ada," tegasnya lagi.
Studi ini juga memperhitungkan performa akademik masa lalu, tidur siang, ras, jenis kelamin, dan status generasi pertama.
Baca Juga:
Membangun Remaja Gigih di Era Mudah : Belajar dari Oslo, Norwegia
Beberapa studi turut mengontrol total beban kredit akademik. Namun, tak satu pun dari faktor-faktor ini memengaruhi dampak keseluruhan dari tidur malam pada IPK.
"Kepercayaan populer di kalangan mahasiswa adalah belajar lebih banyak atau lebih banyak berpesta daripada tidur malam," kata Creswell.
"Pekerjaan kami di sini menunjukkan bahwa ada risiko nyata dalam mengurangi tidur malam dengan kemampuan untuk belajar dan berprestasi di perguruan tinggi," imbuhnya.
Baca Juga:
Prabowo Instruksikan Penguatan Pendidikan Vokasi dan Sekolah Terintegrasi untuk Atasi Kemiskinan
Karya penelitian ini menunjukkan pentingnya membangun program dan intervensi yang terstruktur di perguruan tinggi, yang mendorong mahasiswa untuk fokus pada tidur mereka. [Tio/Detik]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.