Rektor pun bisa menjadi kunci dalam jual-beli gelar doktor atau profesor. Maka godaan untuk menghalalkan segala cara dalam pemilihan rektor pun makin besar.
"Saya secara terbuka memprotes keras opini tersebut, karena dapat semakin meruntuhkan kepercayaan yang saat ini tengah dibangun oleh 125 perguruan tinggi negeri, dan lebih dari 2.982 perguruan tinggi swasta di Indonesia (sumber data statistik Indonesia), di tengah terpaan isu korupsi perguruan tinggi dalam penerimaan mahasiswa baru," ujarnya pula.
Baca Juga:
Edy Rahmayadi Kampanye Akbar di Labura: Fokus pada Pendidikan, Kesehatan, dan Infrastruktur
Dia mengungkapkan bahwa jabatan rektor tidaklah segemerlap yang disampaikan. Sebab, masyarakat juga perlu mengetahui status perguruan tinggi di Indonesia, tidaklah sama rata.
"Ada perguruan tinggi negeri berstatus satuan kerja (satker), Badan Layanan Umum (BLU), dan Badan Hukum (BH). Pengkategorian PTN tersebut juga merujuk pada kemampuan finansial sebuah kampus," tuturnya.
Ia mengatakan, di Itera yang berkedudukan di Provinsi Lampung, dan notabene berstatus satuan kerja, kursi Rektor tidaklah seempuk yang mungkin dibayangkan publik, apalagi menjanjikan gaji dan fasilitas “wah” seperti opini yang dibangun.
Baca Juga:
Pj Wali Kota Madiun Resmikan Sekolah Terintegrasi untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan
"Untuk diketahui, di PTN satker seperti Itera, pejabat Rektor hanya menerima tunjangan jabatan sekitar Rp5 juta per bulan. Tidak hanya itu, rektor juga tidak menempati rumah dinas, yang mungkin bisa dianggap bagian fasilitas mewah," kata dia pula.
Menjadi Rektor Itera, kata dia, berarti bersedia tinggal bersama dosen ataupun tenaga kependidikan lain, di sebuah kamar wisma yang dibangun di lingkungan kampus.
"Terkait tudingan lain yang saya tolak keras adalah rektor PTN dinilai menjadi simpul dalam jual beli kursi mahasiswa baru di jurusan favorit lewat jalur mandiri. Yakinlah, jika ada Rektor yang mungkin tersandung kasus tersebut, itu adalah suatu anomali, dan tidak berarti semua rektor melakukan praktik yang sama," kata dia.