Ibu Evania kemudian memcari cara bagaimana ia bisa melanjutkan kuliah tanpa harus membebani kedua orangtuanya.
"Saya paham akan hal itu. Tetapi saya punya satu harapan dan saya pu berusaha. Saat itu saya mengejar beasiswa afirmasi daerah Papua," kata perempuan kelahiran Jombang tahun 2001 ini.
Baca Juga:
Kejati Sulteng Sita Uang Rp3 Miliar, Terkait Kasus Korupsi Lab FK Universitas Tadulako
Saat Vania mendaftar beasiswa ini, bersamaan dengan pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia.
"Harapan saya seolah hancur, saya sedih. Tetapi secercah harapan muncul, Unhan membuka beasiswa penuh salah satunya untuk masuk Kedokteran," kata Evania.
Saat mengikuti seleksi Unhan, ia harus meminjam laptop kepala sekolah. Dengan segala usaha yang dijalani, ia berhasil lolos bersama 300 calon mahasiswa lainnya. Pada saat itu, ada sekitar 60.000 pendaftar yang mengikuti seleksi.
Baca Juga:
Ini 5 Tips Memilih Fakultas Kedokteran dengan Tepat
"Ini kebanggaan saya, sangat luar biasa. saya tidak perlu memikirkan orangtua harus membayar biaya saya selama kuliah. Sebab di Unhan, semua gratis. Ada asrama, bahkan kami digaji," kata dia.
Kehilangan dua saudara selama kuliah Selama menempuh kedokteran di Unhan, beberapa ujian dialami Evania.
Kedua saudaranya yaitu kakak dan adiknya meninggal dunia. Adiknya meninggal dunia pada tahun kedua pendidikannya dan kakaknya pada November 2023. Padahal, kakak Evania yang sudah antusias ingin mengikuti wisudanya di Unhan.